Langsung ke konten utama

#NulisRandom2017 Day 27: Nanoblock, Si Kecil yang Bikin Ketagihan

Siapa yang saat kecil, atau bahkan sampai sekarang, senang bermain Lego? Saya yakin banyak yang menyukainya. Mainan berupa balok-balok yang disusun sedemikian rupa hingga membentuk bangun tertentu tersebut memang mengasyikkan. Namun, apakah kalian mengetahui soal nanoblock?

Nanoblock pertama kali diperkenalkan pada saya saat siklus Radiologi. Saya memang cukup menyukai crafting walau tak terlalu telaten, dan suka figur-figur lucu. Salah satu junior saya yang menjadi teman saya, menunjukkan sebuah akun Instagram yang berisi foto-foto nanoblock berbagai model dan ukuran. Sangat unik dan lucu. Jadi, nanoblock ini adalah semacam Lego tapi ukurannya lebih kecil. Ada berbagai model yang dapat disusun. Karena ukurannya kecil, jadi lebih mudah menaruhnya di rumah dan cukup dapat dikoleksi.

Nanoblock asli dijual dengan harga mulai 100 ribuan rupiah. Namun, nanoblock palsu pun banyak tersedia dengan harga mulai 40 ribuan rupiah. Perbedaannya adalah selain dari harga, juga dari tingkat kemudahan dalam mencabut balok nanoblock yang sudah disusun. Nanoblock palsu akan terasa keras dan sulit saat mencabutnya. Namun, jika sudah terbentuk figur, hal ini sepertinya tak terlalu masalah, asalkan berhati-hati saja saat menyusun figurnya. Tiap set nanoblock berisi beberapa nanoblock dan sudah ada polanya, kita tinggal menyusun sesuai pola yang diberikan.

Asli atau palsu pun, nanoblock tetaplah menyenangkan. Apalagi jika nanoblock yang ada merupakan nanoblock besar, dan dari figur tokoh favorit kita. Ketika sudah jadi, rasanya ingin segera memotretnya.

Jadi, tertarik main nanoblock?

Komentar

Unknown mengatakan…
dari dulu emang saya demen mainan balok, tapi nanoblock ini lebih menantang hehehe.

Postingan populer dari blog ini

Tentang Shii

Setelah melihat blog ini dari awal sampai akhir saya baru menyadari bahwa belum ada entri yang menampilkan tentang profil saya kecuali yang ada di bagian profil. (Buset telat amat nyadarnya!!!) Karenanya saya akan menuliskan entri ini, yah walaupun amat sangat super duper hyper telat sekali banget (ada kata-kata lain yang lebih lebay?) saya akan memperkenalkan secara singkat, siapa sih Shii itu? Shii (atau yang di dunia nyata lebih dikenal dengan sebutan *****-nama disensor-) adalah manusia yang merasa dirinya alien atau sekurang-kurangnya, anak indigo, lah... *untuk yang terakhir ini saya sendiri tidak tahu pasti kebenarannya, jangan-jangan benar anak indigo?* Jika kalian melihat ada seseorang yang dianggap aneh atau merasa dirinya aneh di sekitar kalian, kemungkinan itu adalah Shii. Nama Shii diambil dari nama aslinya yaitu *******. Shii baginya dianggap nama yang simpel namun punya banyak arti. Nama Shii itu sendiri tercetus tidak sengaja ketika sedang melamun di kamarnya pada suatu...

Mengenang Preklinik Fk Atmajaya (2): Objective Structural Clinical Examination, Student Oral Case Analysis, dan Karya Tulis Ilmiah

Inilah tiga ujian besar yang dihadapi oleh anak FK Atma. Ujian skill yang disingkat OSCE, diadakan tiap semester. Dan ujian teori lisan yaitu SOCA, diadakan tiap tahun pada semester genap. Khusus semester 7, diadakan ujian gabungan OSCE dan SOCA yang dinamakan OSCA. Satu lagi, karya tulis ilmiah alias KTI alias skripsi. OSCE menguji skill yang telah dipelajari di skill lab selama 1 semester yang telah dipilihkan oleh tim penguji. Khusus semester 7, OSCE menguji skill selama 7 semester (namun sekali lagi, tidak semua). Sistem OSCE ini berupa pos-pos. Satu pos menguji satu skill dengan waktu 5 menit atau 10 menit tergantung skillnya. Ketika saya semester 6, peraturan ini diubah menjadi satu pos waktunya 10 menit, dan dalam 1 pos dapat ada 1-2 skill. Jadi kita tidak bisa menebak berapa skill yang diujikan. Sebelum ujian, peserta dikumpulkan di ruang karantina dan kemudian dipanggil sesuai kloter. Peserta dalam satu kloter dapat ujian di 4 lokasi berbeda yang dibagi menurut absen. Kem...

Tes Masuk Atmajaya (1)

Daripada freak dengan bilang "saya ikut tes masuk universitas berinisial A" yang sok-sokan disensor, mending saya langsung beberkan saja nama universitasnya, ya... Jadi, pada tanggal 21 November yang lalu, dengan merelakan batalnya photo session dan tidak hadirnya saya ke UNJ (dimana semua forum yang saya ikuti mengadakan gath disana) juga kerja kelompok sekolah, saya mengikuti tes masuk universitas yang punya 2 tempat (satu di sebelah Plaza Semanggi dan satunya lagi di seberang Emporium Pluit) selain di Jogjakarta ini. Karena dalam pikiran saya sudah penuh dengan kata-kata seperti "Kalo ga lulus tes ini, kamu ga bisa ikut bonenkai di RRI tanggal 12 Desember karena harus ikut tes FKG Trisakti" maka saya memutuskan agar meluluskan tes ini. Lagipula, saya sudah punya tekad, kalau saya diterima di suatu universitas, saya akan menjadi anggota klub jejepangan di sana dan menjadi panitia J-event. Dulu Atmajaya pernah mengadakan J-event, jadi tugas saya adalah menghidupkan...