Langsung ke konten utama

#NulisRandom2017: Day 16: Tour Singapore #1 (Part 1): Ke Singapura Saat Ulang Tahun SG50 ?

NOTE: Tur Singapura pertama ini dilakukan saat tahun 2015, jadi mohon maaf kalau ada yang saya lupa-lupa ingat. Ingatan saya hanya dibantu dari foto-foto yang saya ambil dan juga dari Instagram saya serta dari ingatan tur tahun 2017.

---

Tur Singapura saat ulang tahun ke-50 Singapura? Seperti apa, sih, rasanya? Jujur saat saya menulis ini, saya sudah 3 kali ke Singapura (4 kali, kalau yang transit ke Singapura dalam perjalanan menuju Korea Selatan juga dihitung), tapi tur tahun 2015 ini merupakan tur yang sangat memorable untuk saya.

Bagaimana tidak? Ulang tahun ke-50 merupakan suatu perayaan yang besar, baik untuk seseorang maupun untuk suatu negara. Karenanya, perayaannya pasti meriah. Dan saya, tanpa sengaja, berangkat ke Singapura pada saat perayaan ulang tahunnya.

Tiba di Changi saja, saya sudah disambut dengan diorama taman yang menggambarkan ulang tahun Singapura ke-50.

 Diorama taman di Changi dalam rangka ulang tahun Singapura ke-50

Satay, salah satu kuliner yang banyak digemari. Di Indonesia juga, ya!

Setelah mengurus imigrasi dan semacamnya, saya naik MRT ke hotel. Untuk naik MRT tidak susah. Membawa koper besar pun tidak terlalu ribet karena di sini disediakan lift kamar atau elevator. Dari Changi, saya naik MRT ke Tanah Merah lalu kemudian transit menuju peron sebelahnya, kemudian menuju MRT Lavender, daerah tempat hotel saya berada. Hotel tempat saya menginap berada persis di dekat MRT Lavender, hanya berjalan kaki beberapa menit saja.

Hari itu, setelah dari hotel, saya menuju ke Orchard Road. Saat itu sudah ada mal baru bernama Ion Orchard, dimana terdapat Ion Sky, tempat kita bisa melihat Singapura dari ketinggian 218 meter. Ion Orchard ini berada tepat di dekat MRT Orchard.

Ion Orchard. Malnya cukup mewah, sih, tipikal mal-mal di Jakarta Pusat, hehe.

Sayangnya, saat saya pergi ke sana, Ion Sky sudah tutup karena sudah lewat dari jam 5 sore. Jadilah saya memutuskan untuk pulang di hari itu, lalu berbelanja di Fairprice yang terletak di belakang hotel. Di Fairprice, harga barang-barangnya relatif lebih murah dibanding tempat lain (ini tidak promo, ya, hehehe). Terutama untuk air mineral yang dibutuhkan untuk perjalanan ke Singapura.

Beef noodle soup di foodcourt Ion Orchard. Harga makanan di food court Ion Orchard relatif lebih mahal dibanding food court lain di mal-mal Singapura, mungkin karena malnya memang cukup mewah. Saat saya ke sana tahun 2017, kisarannya kurang lebih 5-9 SGD per porsi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Shii

Setelah melihat blog ini dari awal sampai akhir saya baru menyadari bahwa belum ada entri yang menampilkan tentang profil saya kecuali yang ada di bagian profil. (Buset telat amat nyadarnya!!!) Karenanya saya akan menuliskan entri ini, yah walaupun amat sangat super duper hyper telat sekali banget (ada kata-kata lain yang lebih lebay?) saya akan memperkenalkan secara singkat, siapa sih Shii itu? Shii (atau yang di dunia nyata lebih dikenal dengan sebutan *****-nama disensor-) adalah manusia yang merasa dirinya alien atau sekurang-kurangnya, anak indigo, lah... *untuk yang terakhir ini saya sendiri tidak tahu pasti kebenarannya, jangan-jangan benar anak indigo?* Jika kalian melihat ada seseorang yang dianggap aneh atau merasa dirinya aneh di sekitar kalian, kemungkinan itu adalah Shii. Nama Shii diambil dari nama aslinya yaitu *******. Shii baginya dianggap nama yang simpel namun punya banyak arti. Nama Shii itu sendiri tercetus tidak sengaja ketika sedang melamun di kamarnya pada suatu

Tes Masuk Atmajaya (1)

Daripada freak dengan bilang "saya ikut tes masuk universitas berinisial A" yang sok-sokan disensor, mending saya langsung beberkan saja nama universitasnya, ya... Jadi, pada tanggal 21 November yang lalu, dengan merelakan batalnya photo session dan tidak hadirnya saya ke UNJ (dimana semua forum yang saya ikuti mengadakan gath disana) juga kerja kelompok sekolah, saya mengikuti tes masuk universitas yang punya 2 tempat (satu di sebelah Plaza Semanggi dan satunya lagi di seberang Emporium Pluit) selain di Jogjakarta ini. Karena dalam pikiran saya sudah penuh dengan kata-kata seperti "Kalo ga lulus tes ini, kamu ga bisa ikut bonenkai di RRI tanggal 12 Desember karena harus ikut tes FKG Trisakti" maka saya memutuskan agar meluluskan tes ini. Lagipula, saya sudah punya tekad, kalau saya diterima di suatu universitas, saya akan menjadi anggota klub jejepangan di sana dan menjadi panitia J-event. Dulu Atmajaya pernah mengadakan J-event, jadi tugas saya adalah menghidupkan

Junjou Romantica (Season 1 dan 2)

Sepertinya sudah lumayan lama saya tidak me-review anime, dan sekarang saya kembali akan me-review sebuah anime, kali ini dari genre yaoi/boy's love (BL). Anime ini memang sudah lama (sekitar 2-3 tahun lalu), tapi saya baru menontonnya akhir-akhir ini karena baru sempat mendownload, dan juga saya baru mengenal yaoi sejak pertengahan 2008. Walau temanya yaoi, tapi menurut saya tak ditampilkan terlalu eksplisit seperti halnya anime yaoi pada umumnya. Jadi, yah... cocok untuk segala kalangan, asalkan tidak keberatan dengan tema BL, tentu saja. Cerita dari anime ini berpusat pada 3 pasangan utama yang saling berkaitan satu sama lain, yakni: 1. Junjou Romantica: Misaki Takahashi (mahasiswa tingkat pertama universitas Mitsuhashi jurusan ekonomi) dan Usami Akihiko (penulis novel yang terkenal, memenangkan penghargaan, namun sangat disayangkan (?) beberapa karya novelnya bertemakan BL). Misaki mendapatkan nilai yang jelek saat persiapan tes masuk Universitas Mitsuhashi, jadi Takahiro, kaka