Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2010

17 Years of Love Song

Pengarang: Orizuka Penerbit: Puspa Swara Tebal: 206 halaman Tahun terbit: 2008 Leo awalnya dipaksa oleh orangtuanya untuk pindah dari Jakarta ke kampung halaman ibunya di Purwakarta karena perceraian orangtuanya. Tapi pikiran Leo berubah saat dia melihat ada seorang gadis lumpuh bernama Nana yang satu sekolah dengannya dan memiliki hobi menyendiri di padang ilalang setiap istirahat. Mereka bersahabat, sampai suatu ketika Leo harus meninggalkan kampung itu karena harus menjalani kuliah. Tapi sebelumnya, Leo, yang menyukai baseball, menitipkan glove miliknya pada Nana. Sayangnya, saat mereka berpisah, Nana dan orangtuanya mengalami kecelakaan sehingga saat itu Leo kehilangan jejak Nana. Leo berusaha mencari Nana kemanapun, sampai akhirnya ia menemukan gadis itu kembali. Namun, semuanya sudah berubah, tidak seperti dulu. Kelebihan: Ceritanya lumayan indah, endingnya lumayan mengharukan. Kekurangan: Timelinenya kurang jelas -- Nilai: 7,5/10

XX

Pengarang: AR Arisandi Penerbit: Gramedia Tebal: 215 hlm Tahun terbit: 2007 Donna, Liana, Akmal, Putri, Mela, dan Doddy adalah kelompok yang disebut D7++ karena dulu Donna, Liana, Putri, dan Mela tinggal di kos yang terletak di jalan Dago 7, sedangkan Mela adalah istri Akmal dan Putri adalah istri Doddy. Di kelompok ini ada sebuah misteri, yakni Liana yang selama bertahun-tahun dikirimkan SMS dari seorang pemuja rahasia yang beridentitas XX. Mereka berusaha mencari siapa itu XX, yang mereka duga ada di antara mereka dan juga Archie yang menjadi suami Donna. Kelebihan: Ceritanya membuat penasaran, dan siapa sebenarnya XX cukup tidak terduga (walau sebenarnya saya sudah memikirkan kemungkinan itu sih ==). Jadi seperti novel misteri yang dibalut dalam nuansa romance (atau novel romance yang dibalut nuansa misteri?) Kekurangan: Endingnya terkesan dipaksakan. Nilai: 8/10

Provoke Art Wave (2)

Setelah mengikuti jam pelajaran pertama, saya keluar dari sekolah dan diantarkan oleh ayah saya ke tempat lomba. Kebetulan sekali, ayah saya dulu kampusnya dekat situ. Jadi, ya, tentunya tau jalan... Sekitar jam 8 lewat saya sampai di tempat tujuan. Saya meregistrasi nama saya dan menuju ke dekat panggung. Ternyata di sana sudah ada beberapa yang hadir. Sebagian bersama teman-temannya. Akhirnya, sekitar jam 9 lomba dimulai setelah sebelumnya ada kata sambutan dan pengenalan para juri yang semuanya terkenal (nama-nama dirahasiakan XD). Kami, peserta kompetisi sinopsis, diminta ke ruangan 310 (kalau tak salah ingat, pokoknya semacam ruang audio visual gitu lah...). Disana ruangannya sangat sangat kedap suara, bahkan saat turun hujan sangat lebat sekitar sore hari pun, disana tak terdengar suara hujan sedikitpun. Sesi presentasi dimulai. Pembuka presentasi pertama adalah sesama CCW 2008 yakni Anastasia Praditha. Ia membuat sinopsis berjudul Super Student yang bercerita tentang kehidupan

Provoke Art Wave (1)

Event yang saya ikuti beberapa waktu lalu, tepatnya Sabtu tanggal 2 Oktober 2010. Semuanya berawal ketika saya iseng-iseng membaca majalah Provoke yang memang dibagikan gratis oleh sekolah saya. Di majalah tersebut, ternyata ada lomba sinopsis film dan lomba desain bertema "My School, My Life". Langsung saya tertarik mengikuti lomba sinopsis filmnya. Saya pun mencoba brainstorming ide yang ditanggapi oleh teman-teman saya. Saya sendiri ingin membuat film bergenre dokumenter, karena kalau bergenre school kok perasaan sudah banyak yang klise... (apa ini karena pengaruh terlalu banyak nonton anime bergenre school life macam K-ON, HOTD, dan sebagainya?). Saya mencoba mengambil 3 ide, yaitu dari sudut pandang guru, penjaga kantin, dan bangku sekolah. Teman-teman saya ternyata lebih condong memilih guru. Akhirnya saya pun membuat sinopsisnya. Saat dibaca oleh teman-teman saya, ternyata kata mereka kurang klimaks. Jadilah saya menulis satu cerita lagi, remake dari cerita yang saya b

Matibeku Clues (Stage 8)

Karena terlalu lama vakum maen nih online riddle game (lupa URL-nya melulu sih), jadi baru post sekarang deh... -92 Level yang serupa tapi tak sama dengan salah satu level terkenal di stage 7, "Kyon-kun, denwa!". Hanya saja, pembuat level ini bukanlah Tangleons (yang membuat level "Kyon-kun, denwa!"), jadi cara yang digunakan untuk menyelesaikan levelnya pasti berbeda dengan level "Kyon-kun, denwa!". Ah, ya, dan level ini juga dejavu dengan salah satu level Matibeku yang bukan dibuat oleh Tangleons (saya lupa, antara wangsa atau yamiza). -93 saya lupa levelnya yang mana --a -94 Level yang URLnya saya lupa melulu, jadi lamaaaaaa banget selesainya == Buka daleman, ada 2 pertanyaan. Pertanyaan pertama untuk lapis satu, dan pertanyaan kedua untuk lapis dua. Lapis 1: cari nama lain di pertanyaan pertama, nanti ketemu converter khususnya Lapis 2: cari di om nama lain dari pertanyaan kedua. Kemudian bolak-balik dengan converter yang ada sampai membentuk apa yang

Hasil Tes Bakat

Beberapa hari yang lalu saya menerima hasil tes bakat, yang sudah saya ceritakan di beberapa entri sebelumnya. Hasilnya, fakultas yang saya pilih sama persis dengan apa yang saya inginkan. Hanya saja, urutannya berbeda. Fakultas sastra di posisi pertama, disusul fakultas bioteknologi dan teknik kimia. Menyedihkan sekaligus miris, bukan? Anak IPA kok paling cocok masuk sastra.... *plak* Kalaupun mau sastra, saya maunya Sastra Jepang atau Indonesia, di UI. Alasannya, selain itu universitas top 5 Indonesia yang paling dekat tempat tinggal saya, saya juga terlanjur ikut BTA. Lagipula, UI sudah terkenal sebagai penyelenggara event tahunan Jepang kedua terbesar di Indonesia setelah Jak Japan Matsuri: Gelar Jepang UI. Saya tak tahu anak diluar jurusan Sasjep boleh ikut jadi panitia GJUI atau tidak sih... Tapi maunya, walau harus masuk FK (yang ini pilihan ortu) sekalipun, tetap boleh jadi panitia GJUI... XD Tentunya akan sangat menyenangkan jika seorang otaku dan hikikomori tingkat menengah b