#NulisRandom2017 Day 22: Tour Singapore #2 (Part 2): Pengalaman Beribadah di Singapura, Mengunjungi Singapore Botanic Gardens dan Mengenang Masa Lalu di Vivo City
Sebelum memasuki cerita hari kedua, saya akan bercerita sedikit. Jadi, saya memang sudah berencana untuk mengikuti katekumen untuk masuk agama Katolik seusai saya koas reguler pada Maret 2017. Karenanya, meskipun sedang liburan, saya mencoba untuk tetap datang ke gereja, apalagi saat itu sedang masa Prapaskah. Selama ini, sejak tahun 2014 memang saya ke gereja, namun jika sedang liburan di luar kota atau negeri, saya tidak ke gereja.
Nah, karena komitmen saya untuk tetap datang ke gereja itulah, saya mencari-cari info mengenai gereja Katolik yang ada di Singapura. Saya akhirnya tertarik untuk menuju salah satu gereja, yaitu Cathedral of the Good Shepherd. Sebenarnya di sekitar gereja ini ada gereja-gereja lain juga, seperti Saint Joseph Church (gereja yang misanya menggunakan bahasa Latin dan merupakan salah satu gereja tertua di Singapura), tapi gereja Cathedral of the Good Shepherd ini lebih menarik perhatian saya karena kabarnya ini adalah gereja tertua di Singapura dan misanya memakai paduan suara yang bagus sekali. Selain itu, Keuskupan Agung Singapura juga berada di sini.
Kami sempat bingung bagaimana pergi ke sini. Untungnya ada bus yang bisa dicapai dengan menggunakan halte di seberang hotel. Tak lama, kami sudah sampai di gereja.
Saat kami datang, misa sudah dimulai. Kami telat beberapa menit. Tempat duduk yang ada sudah penuh. Akhirnya, kami diminta berdiri di barisan sayap kanan dari tempat duduk. Tapi, meski demikian, setidaknya kami cukup beruntung karena saat itu saya sempat diberikan berkat oleh imam.
Kami sempat bingung bagaimana pergi ke sini. Untungnya ada bus yang bisa dicapai dengan menggunakan halte di seberang hotel. Tak lama, kami sudah sampai di gereja.
Saat kami datang, misa sudah dimulai. Kami telat beberapa menit. Tempat duduk yang ada sudah penuh. Akhirnya, kami diminta berdiri di barisan sayap kanan dari tempat duduk. Tapi, meski demikian, setidaknya kami cukup beruntung karena saat itu saya sempat diberikan berkat oleh imam.
Gedung gereja dilihat dari sisi altar. Di belakang terdapat organ tertua yang dapat dimainkan.
Penghormatan untuk para uskup gereja. Di sekeliling gedung gereja juga terdapat beberapa penghormatan ini.
Gedung gereja dilihat dari baris belakang gereja.
Patung pieta
Relics of Saint Laurent Imbert
Patung peringatan 20 tahun kunjungan Pope John Paul II
Patung Bunda Maria
Tampak luar gereja
Hari sudah cukup siang saat kami selesai beribadah, karenanya kami memutuskan ke daerah Bugis dan makan di sana. Saat itu kami memesan sebuah hidangan bakmi lengkap dengan sayurannya yang porsinya cukup besar. Setelahnya, kami menuju Singapore Botanic Gardens.
Singapore Botanic Gardens ini sangat besar. Ada dua pintu masuk menuju Botanic Gardens ini. Pertama, kita bisa melalui pintu masuk yang terletak dekat MRT Botanic Gardens. Sedangkan pintu masuk satunya kita melalui daerah Orchard. Bayangkan betapa besarnya taman ini.
Karena terlalu besar, dan tidak terdapat jasa penyewaan sepeda atau adanya mobil keliling, sedangkan saya membawa orang tua saya, akhirnya saya memutuskan untuk hanya berkeliling sejenak, kemudian keluar lagi.
Pintu masuk Singapore Botanic Gardens
Peta Singapore Botanic Gardens
Petunjuk arah di Singapore Botanic Gardens. Pada hari Minggu seperti ini, Singapore Botanic Gardens banyak dimanfaatkan penduduk untuk piknik dan bersantai. Apalagi tiket masuknya juga gratis.
Salah satu sudut Singapore Botanic Gardens
Puas berkunjung, kami pergi ke Vivo City. Di sini kami berkunjung ke supermarketnya dan juga sempat makan di situ. Di sini ternyata tidak hanya terdapat foodcourt, tapi juga terdapat Kopitiam dan Kopitiam-nya lebih besar dibanding yang di Lavender. Di sini saya menemukan makanan berupa semacam bakmi dengan bakso ikan dan segala macam isinya, sangat mengenyangkan dan harganya hanya 4 SGD saja. Oh ya, kami juga menyantap es krim McDonalds di situ.
McDonald Chinese New Year 2017 Limited Edition ice cream: lychee flavor ice cream!
Setelah itu, kami sempat berfoto-foto di Vivo City, sembari melihat pemandangan malam Sentosa Island dari kejauhan yang membuat saya teringat kenangan 2 tahun lalu ke sini. Kami pun pulang setelah puas dari Vivo City.
Komentar