Langsung ke konten utama

#NulisRandom2017 Day 23: Tour Singapore #2 (Part 3): Borong Coklat di China Town dan Menikmati Malam di Clarke Quay

Sampai juga di hari ketiga. Hari itu, saya memulai hari dengan langsung berangkat ke daerah China Town. Kami memutuskan untuk berkeliling area terlebih dahulu. Setelah itu, kami menemukan tempat makan di daerah People Park Hawker Centre. Kami memesan nasi hainam dengan irisan daging bebek dengan kecap.
Patung ayam di jalan kawasan China Town. Mungkin dipajang sejak Chinese New Year.

 Nasi hainam dengan daging bebek dan kecap. Saya lupa nama persisnya, tapi ini di kawasan People Park's Hawker Centre.


Setelah makan, kami menuju ke China Town Point. Di mal ini, saya tadinya hanya sekadar melihat-lihat saja. Sampai akhirnya ketika di salah satu toko, saya melihat coklat yang kemarinnya saya lihat di toko di Bugis Junction seharga 3.5 SGD diobral seharga 1 SGD saja. Harga barang lainnya juga tak kalah murah, dan toko itu sangatlah ramai. Saya akhirnya berbelanja di toko itu, memborong coklat dan barang-barang lainnya.

Setelah itu, kami kembali ke hotel, menaruh koper kecil untuk tempat oleh-oleh dari China Town. Barulah sehabis itu, kami menuju Clarke Quay. Nah, pemandangan seperti di Clarke Quay ini juga merupakan pemandangan yang jarang saya lihat dan berkesan. Jadi, Clarke Quay ini adalah sebuah kawasan yang dilewati sungai, dengan mal di kawasan sisi sungai yang satu dan pusat makanan di sisi sungai yang seberangnya. Kita bisa menyeberangi sungai menggunakan jembatan yang tersedia. Tidak usah takut naik jembatannya, karena jembatannya sangat lebar, +/- 10 meter, dan kokoh. 

Tidak hanya itu saja, karena sungai di Clarke Quay (Singapore River) ini bermuara langsung ke Marina Bay, maka kawasan Marina Bay juga terlihat jelas dari Clarke Quay. Marina Bay Sands yang bentuknya khas itu pun terlihat begitu khasnya dari Clarke Quay. Jadi, saat sore menjelang malam, bayangkan betapa indahnya langit senja diiringi dengan lampu warna-warni, baik dari kawasan pusat makanan, Marina Bay, maupun mal di Clarke Quay.
Clarke Quay dilihat dari sisi Clarke Quay Central (mal yang berada di kawasan Clarke Quay). Terlihat pusat makanan dengan lampu warna-warni, Singapore River Cruise, dan dari kejauhan terlihat Novotel Clarke Quay serta Riverside Point.

Clarke Quay dilihat dari sisi jembatan yang menghubungkan Clarke Quay Central dengan pusat makanan di Clarke Quay.

Clarke Quay dilihat dari sisi jalan raya. Tepat di seberang sisi yang ini, sebenarnya ada pemandangan kawasan Marina Bay, tapi sayangnya tidak saya foto karena jalan raya yang selalu ramai.

Oh ya, di Clarke Quay ini juga ada obyek hiburan dengan nama G Max Reverse Bungy, dimana kita bisa dilontarkan dari bawah ke atas dengan ketinggian 60 meter dan kecepatan hingga 200 km per jam. Ini merupakan salah satu wahana di Clarke Quay yang menarik perhatian saya. Terlihat seru, sayang harganya cukup mahal, sekitar 40 SGD.

Selain itu, kita juga bisa menyusuri Singapore River dengan perahu. Saat saya ke sana, sedang cukup ramai oleh turis yang mengantri, dan ini memang menjadi salah satu obyek wisata yang menarik. Masih ingat dengan entri Part 1 di Tour Singapore #2 ini? Ada sebuah kapal yang melintas di kawasan Marina Bay Sands di foto saya. Nah, kapal itu adalah kapal yang rutenya sama dengan kapal di Clarke Quay ini. Jadi, rute Singapore River Cruise, nama kapal tersebut, memang cukup panjang. Dari Clarke Quay, Boat Quay, hingga kawasan Marina Bay. Harganya sekitar 25 SGD per orang, tapi saya rasa cukup menarik jika ingin mencobanya.

Harga makanan di Clarke Quay cukup mahal. Mungkin saya tidak terlalu berjalan-jalan ke dalam pusat makanannya, karena saya hanya berjalan sepintas di restoran pinggir sungainya saja. Tapi, dari harganya, secara umum 11-12 dengan yang berada di kawasan Marina Bay Sands. Jadi, karena itu, saya kembali lagi ke hotel dan makan di Bugis Junction saja. Saat itu saya menyantap semacam nasi kare katsu. Cukup memuaskan.
Nasi kare katsu!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Shii

Setelah melihat blog ini dari awal sampai akhir saya baru menyadari bahwa belum ada entri yang menampilkan tentang profil saya kecuali yang ada di bagian profil. (Buset telat amat nyadarnya!!!) Karenanya saya akan menuliskan entri ini, yah walaupun amat sangat super duper hyper telat sekali banget (ada kata-kata lain yang lebih lebay?) saya akan memperkenalkan secara singkat, siapa sih Shii itu? Shii (atau yang di dunia nyata lebih dikenal dengan sebutan *****-nama disensor-) adalah manusia yang merasa dirinya alien atau sekurang-kurangnya, anak indigo, lah... *untuk yang terakhir ini saya sendiri tidak tahu pasti kebenarannya, jangan-jangan benar anak indigo?* Jika kalian melihat ada seseorang yang dianggap aneh atau merasa dirinya aneh di sekitar kalian, kemungkinan itu adalah Shii. Nama Shii diambil dari nama aslinya yaitu *******. Shii baginya dianggap nama yang simpel namun punya banyak arti. Nama Shii itu sendiri tercetus tidak sengaja ketika sedang melamun di kamarnya pada suatu

Tes Masuk Atmajaya (1)

Daripada freak dengan bilang "saya ikut tes masuk universitas berinisial A" yang sok-sokan disensor, mending saya langsung beberkan saja nama universitasnya, ya... Jadi, pada tanggal 21 November yang lalu, dengan merelakan batalnya photo session dan tidak hadirnya saya ke UNJ (dimana semua forum yang saya ikuti mengadakan gath disana) juga kerja kelompok sekolah, saya mengikuti tes masuk universitas yang punya 2 tempat (satu di sebelah Plaza Semanggi dan satunya lagi di seberang Emporium Pluit) selain di Jogjakarta ini. Karena dalam pikiran saya sudah penuh dengan kata-kata seperti "Kalo ga lulus tes ini, kamu ga bisa ikut bonenkai di RRI tanggal 12 Desember karena harus ikut tes FKG Trisakti" maka saya memutuskan agar meluluskan tes ini. Lagipula, saya sudah punya tekad, kalau saya diterima di suatu universitas, saya akan menjadi anggota klub jejepangan di sana dan menjadi panitia J-event. Dulu Atmajaya pernah mengadakan J-event, jadi tugas saya adalah menghidupkan

Junjou Romantica (Season 1 dan 2)

Sepertinya sudah lumayan lama saya tidak me-review anime, dan sekarang saya kembali akan me-review sebuah anime, kali ini dari genre yaoi/boy's love (BL). Anime ini memang sudah lama (sekitar 2-3 tahun lalu), tapi saya baru menontonnya akhir-akhir ini karena baru sempat mendownload, dan juga saya baru mengenal yaoi sejak pertengahan 2008. Walau temanya yaoi, tapi menurut saya tak ditampilkan terlalu eksplisit seperti halnya anime yaoi pada umumnya. Jadi, yah... cocok untuk segala kalangan, asalkan tidak keberatan dengan tema BL, tentu saja. Cerita dari anime ini berpusat pada 3 pasangan utama yang saling berkaitan satu sama lain, yakni: 1. Junjou Romantica: Misaki Takahashi (mahasiswa tingkat pertama universitas Mitsuhashi jurusan ekonomi) dan Usami Akihiko (penulis novel yang terkenal, memenangkan penghargaan, namun sangat disayangkan (?) beberapa karya novelnya bertemakan BL). Misaki mendapatkan nilai yang jelek saat persiapan tes masuk Universitas Mitsuhashi, jadi Takahiro, kaka