Langsung ke konten utama

#NulisRandom2017: Day 18: Tour Singapore #1 (Part 3): Merayakan Ulang Tahun Singapura SG50 di Gardens by the Bay

Happy birthday, Singapore! Selamat ulang tahun, Singapura!

9 Agustus 2015 merupakan sebuah hari spesial untuk warga Singapura dan juga untuk saya. Hari itu, saya ikut dalam euforia warga negara Singapura untuk merayakan ulang tahun, di tempat yang juga sedang hits di Singapura: Gardens by the Bay!

Gardens by the Bay berlokasi di daerah Marina Bay. Untuk saat ini, jika ingin berkunjung ke sana, kita dapat menaiki MRT menuju MRT Bayfront. (Tapi, dari hasil pencarian saya di Google, tahun 2021 nanti rencananya akan dibuka stasiun MRT khusus bernama MRT Gardens by the Bay, doakan saja, ya).

Hal yang menarik perhatian saya selama perjalanan hari itu adalah sangat banyaknya orang yang mengenakan pakaian berwarna merah. Mungkin karena hari itu adalah ulang tahun Singapura dan warna bendera Singapura juga merah dan putih layaknya Indonesia, atau mungkin karena sebagian penduduk Singapura adalah keturunan Tionghoa dan warna merah melambangkan kebahagiaan. Tapi, ini hanyalah perkiraan saya. Untuk pastinya saya juga kurang mengetahui. Tolong dikoreksi.

Pemandangan di stasiun MRT (dan juga tempat-tempat lainnya). Sangat banyak yang berbaju merah hari itu.

 Pemandangan Marina Bay Sands dilihat dari Gardens by The Bay

 Supertree Groove Gardens by The Bay dari kejauhan

Namanya tempat wisata yang baru pertama kali dikunjungi, walaupun suka gratisan, tapi ingin juga masuk ke dalam tempat wisata yang berbayar. Kami masuk ke kedua kubah yang berbayar yaitu Flower Dome dan Cloud Forest. Saya pergi bersama dengan ibu dan tante saya. Seharusnya ada promo gratis untuk di atas 50 tahun (kalau tidak salah) hari itu, tapi sayangnya hanya untuk warga Singapura.

 Kubah Flower Dome di Gardens by the Bay. Tidak seperti taman pada umumnya, di dalam kubah ini sangatlah sejuk. Ada sistem pendingin udara tersendiri yang ramah lingkungan, menurut yang saya cari di Google. Entah sugesti saya atau apa, udara di sini sangat segar dan nyaman, mungkin karena banyak tumbuhannya. Di kubah ini banyak terdapat bunga-bungaan yang indah, dan dibagi juga dalam kelompok-kelompok taman tertentu, yang kabarnya memiliki tema tersendiri setiap beberapa bulan. Untuk saat itu, tentunya temanya adalah ulang tahun Singapura.

 Diorama di salah satu sudut taman Flower Dome

 Entah ini apa maksudnya, yang jelas foto ini cukup menarik menurut saya untuk saya tampilkan. Semacam rumah kecil di tengah hutan.

 Foto penulis di tengah taman bertema ulang tahun Singapura

 Salah satu gambaran dari taman Flower Dome. Tema kali itu adalah ulang tahun Singapura, dan di foto ini ditampilkan semacam perangko raksasa bertuliskan Tanjong Pagar, dan ditampilkan juga tumbuhan-tumbuhan anggrek Singapura yang menggambarkan interpretasi dari legenda di Singapura, salah satunya legenda Tanjong Pagar.

 Cloud Forest. Lebih kecil dari Flower Dome, namun lebih tinggi. Begitu masuk, kita disambut oleh air terjun buatan yang tinggi dan kadang-kadang juga berkabut. Di sana, ada hutan buatan. Sungguh menenangkan.

 Kita bisa naik ke atas Cloud Forest dengan lift. Dari situ, kita bisa turun perlahan-lahan ke bawah. Jalur untuk turun terbuat dari semacam kaca tebal. Mungkin cukup menegangkan untuk yang takut ketinggian.

Menjelang turun, saya menjumpai semacam area yang memamerkan stalagtit dan stalagmit dari gua. Berhubung saya belum pernah masuk ke gua sebelumnya, ini terlihat sangat menarik. Menjelang pintu keluar Cloud Forest, kita akan diputarkan film mengenai global warming yang meningkatkan kesadaran kita untuk menjaga lingkungan.

Oh, ya, hari itu MRT gratis. Jadi, seusai dari Gardens by The Bay, saya tadinya ingin menunggu hingga malam untuk melihat parade di Marina Bay. Tapi, karena suasana sangat amat ramai dan saya membawa orang tua, jadi kami pulang.

Malamnya, kami melihat parade di televisi dan juga kembang api. Walau hotel kami berada di daerah Lavender, namun kebetulan sekali kamar saya saat itu berhadapan langsung dengan National Stadium. Jadi, di stadium itu dipasang lampu berwarna-warni bertuliskan SG50 dan semacamnya, dan juga sempat ada kembang api dari jendela kamar. Terasa juga euforianya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Shii

Setelah melihat blog ini dari awal sampai akhir saya baru menyadari bahwa belum ada entri yang menampilkan tentang profil saya kecuali yang ada di bagian profil. (Buset telat amat nyadarnya!!!) Karenanya saya akan menuliskan entri ini, yah walaupun amat sangat super duper hyper telat sekali banget (ada kata-kata lain yang lebih lebay?) saya akan memperkenalkan secara singkat, siapa sih Shii itu? Shii (atau yang di dunia nyata lebih dikenal dengan sebutan *****-nama disensor-) adalah manusia yang merasa dirinya alien atau sekurang-kurangnya, anak indigo, lah... *untuk yang terakhir ini saya sendiri tidak tahu pasti kebenarannya, jangan-jangan benar anak indigo?* Jika kalian melihat ada seseorang yang dianggap aneh atau merasa dirinya aneh di sekitar kalian, kemungkinan itu adalah Shii. Nama Shii diambil dari nama aslinya yaitu *******. Shii baginya dianggap nama yang simpel namun punya banyak arti. Nama Shii itu sendiri tercetus tidak sengaja ketika sedang melamun di kamarnya pada suatu

Tes Masuk Atmajaya (1)

Daripada freak dengan bilang "saya ikut tes masuk universitas berinisial A" yang sok-sokan disensor, mending saya langsung beberkan saja nama universitasnya, ya... Jadi, pada tanggal 21 November yang lalu, dengan merelakan batalnya photo session dan tidak hadirnya saya ke UNJ (dimana semua forum yang saya ikuti mengadakan gath disana) juga kerja kelompok sekolah, saya mengikuti tes masuk universitas yang punya 2 tempat (satu di sebelah Plaza Semanggi dan satunya lagi di seberang Emporium Pluit) selain di Jogjakarta ini. Karena dalam pikiran saya sudah penuh dengan kata-kata seperti "Kalo ga lulus tes ini, kamu ga bisa ikut bonenkai di RRI tanggal 12 Desember karena harus ikut tes FKG Trisakti" maka saya memutuskan agar meluluskan tes ini. Lagipula, saya sudah punya tekad, kalau saya diterima di suatu universitas, saya akan menjadi anggota klub jejepangan di sana dan menjadi panitia J-event. Dulu Atmajaya pernah mengadakan J-event, jadi tugas saya adalah menghidupkan

Junjou Romantica (Season 1 dan 2)

Sepertinya sudah lumayan lama saya tidak me-review anime, dan sekarang saya kembali akan me-review sebuah anime, kali ini dari genre yaoi/boy's love (BL). Anime ini memang sudah lama (sekitar 2-3 tahun lalu), tapi saya baru menontonnya akhir-akhir ini karena baru sempat mendownload, dan juga saya baru mengenal yaoi sejak pertengahan 2008. Walau temanya yaoi, tapi menurut saya tak ditampilkan terlalu eksplisit seperti halnya anime yaoi pada umumnya. Jadi, yah... cocok untuk segala kalangan, asalkan tidak keberatan dengan tema BL, tentu saja. Cerita dari anime ini berpusat pada 3 pasangan utama yang saling berkaitan satu sama lain, yakni: 1. Junjou Romantica: Misaki Takahashi (mahasiswa tingkat pertama universitas Mitsuhashi jurusan ekonomi) dan Usami Akihiko (penulis novel yang terkenal, memenangkan penghargaan, namun sangat disayangkan (?) beberapa karya novelnya bertemakan BL). Misaki mendapatkan nilai yang jelek saat persiapan tes masuk Universitas Mitsuhashi, jadi Takahiro, kaka