Langsung ke konten utama

#NulisRandom2017 Day 13: Bertukar Kartu Pos, Yuk!

Bertukar kartu pos? Rasanya merupakan sesuatu yang asing, mengingat pada zaman sekarang, surat elektronik lebih digemari. Namun, bagi saya saling menukar kartu pos menimbulkan kesan tersendiri yang menyenangkan.

Saya sebenarnya lupa apakah saya pernah menulis entri tentang ini sebelumnya, karena saya mulai melakukan kegemaran saya ini sebelum saya hiatus panjang dari blog. Ya sudah, saya ceritakan kembali saja, ya.

Awal ketertarikan saya adalah pada bersahabat pena, apapun itu bentuknya. Saya ingat, saat saya masih SD saya rajin bersahabat pena dengan seorang yang sebenarnya adalah anak dari teman SMA tante saya yang tinggal di Bogor. Saat itu saya juga rajin membaca sebuah majalah anak-anak yang cukup terkenal dan masih ada sampai sekarang. Majalah itu membuka kesempatan sahabat pena bagi siapapun yang berminat. Saya pun mengirimkan surat ke sana. 

Singkat cerita, beberapa tahun kemudian, teknologi semakin maju dan surat mulai ditinggalkan. Saya akhirnya berhenti bersahabat pena, namun diam-diam masih menyimpan ketertarikan pada hal yang satu itu. Setelah berhenti bersahabat pena, saya masih mengumpulkan perangko atau kerap disebut filateli. Total ada 3 buku perangko yang saya kumpulkan waktu itu, baik dari dalam maupun luar negeri.

Sampai akhirnya sekitar pertengahan tahun 2014, kira-kira sebulan sebelum blog ini hiatus panjang, saya membaca artikel di koran mengenai komunitas kartu pos. Mereka saling tukar-menukar kartu pos antar anggotanya. Saya menjadi tertarik dan mulai berkirim kartu pos. Kemudian saya mencari-cari di salah satu media sosial mengenai komunitas lain yang juga melayani tukar-menukar kartu pos antar anggota. Bertemulah saya dengan komunitas yang cukup besar. Sampai sekarang, saya masih bergabung dengan komunitas tersebut walau saya kebanyakan menjadi silent reader.

Dari komunitas itu pula, saya menemukan komunitas yang lebih besar, yaitu komunitas yang menyediakan layanan tukar-menukar kartu pos yang tidak hanya di Indonesia, tetapi bahkan seluruh dunia, bagi mereka yang mendaftar di komunitas itu. Saya pun menjadi keranjingan mengirimkan kartu pos. Bagi saya, proses dari membuat kartu pos (ya, kebanyakan kartu pos saya adalah buatan saya sendiri, karena saya juga suka fotografi dan menggambar digital), mencetak kartu pos, kemudian menulis kartu pos tersebut dan menambahkan bahasa Indonesia selain bahasa Inggris (ataupun bercakap dalam bahasa asal orang yang tinggal di negara lain juga), lalu mengirimkannya, adalah sebuah proses yang sangat menyenangkan. Belum lagi saat menerima tumpukan kartu pos dari berbagai macam negara. Banyak diantara kartu pos tersebut yang menampilkan pemandangan khas suatu kota atau negara, dan membaca surat di belakangnya membuat saya merasa jalan-jalan ke negara tersebut.

Diantara kartu pos yang ada, saya paling suka kartu pos gotochi! Tidak hanya karena kartu ini berasal dari Jepang (negara favorit saya setelah Indonesia), kartu ini juga lucu dan unik, namun tetap menampilkan ciri khas dari suatu prefektur di Jepang. 


Sayangnya, sejak saya masuk kepaniteraan, waktu saya untuk mengirim kartu pos semakin berkurang. Semoga saya setelah kepaniteraan bisa membuat kartu pos dan mengirimkannya lagi, ya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Shii

Setelah melihat blog ini dari awal sampai akhir saya baru menyadari bahwa belum ada entri yang menampilkan tentang profil saya kecuali yang ada di bagian profil. (Buset telat amat nyadarnya!!!) Karenanya saya akan menuliskan entri ini, yah walaupun amat sangat super duper hyper telat sekali banget (ada kata-kata lain yang lebih lebay?) saya akan memperkenalkan secara singkat, siapa sih Shii itu? Shii (atau yang di dunia nyata lebih dikenal dengan sebutan *****-nama disensor-) adalah manusia yang merasa dirinya alien atau sekurang-kurangnya, anak indigo, lah... *untuk yang terakhir ini saya sendiri tidak tahu pasti kebenarannya, jangan-jangan benar anak indigo?* Jika kalian melihat ada seseorang yang dianggap aneh atau merasa dirinya aneh di sekitar kalian, kemungkinan itu adalah Shii. Nama Shii diambil dari nama aslinya yaitu *******. Shii baginya dianggap nama yang simpel namun punya banyak arti. Nama Shii itu sendiri tercetus tidak sengaja ketika sedang melamun di kamarnya pada suatu...

Mengenang Preklinik Fk Atmajaya (2): Objective Structural Clinical Examination, Student Oral Case Analysis, dan Karya Tulis Ilmiah

Inilah tiga ujian besar yang dihadapi oleh anak FK Atma. Ujian skill yang disingkat OSCE, diadakan tiap semester. Dan ujian teori lisan yaitu SOCA, diadakan tiap tahun pada semester genap. Khusus semester 7, diadakan ujian gabungan OSCE dan SOCA yang dinamakan OSCA. Satu lagi, karya tulis ilmiah alias KTI alias skripsi. OSCE menguji skill yang telah dipelajari di skill lab selama 1 semester yang telah dipilihkan oleh tim penguji. Khusus semester 7, OSCE menguji skill selama 7 semester (namun sekali lagi, tidak semua). Sistem OSCE ini berupa pos-pos. Satu pos menguji satu skill dengan waktu 5 menit atau 10 menit tergantung skillnya. Ketika saya semester 6, peraturan ini diubah menjadi satu pos waktunya 10 menit, dan dalam 1 pos dapat ada 1-2 skill. Jadi kita tidak bisa menebak berapa skill yang diujikan. Sebelum ujian, peserta dikumpulkan di ruang karantina dan kemudian dipanggil sesuai kloter. Peserta dalam satu kloter dapat ujian di 4 lokasi berbeda yang dibagi menurut absen. Kem...

Tes Masuk Atmajaya (1)

Daripada freak dengan bilang "saya ikut tes masuk universitas berinisial A" yang sok-sokan disensor, mending saya langsung beberkan saja nama universitasnya, ya... Jadi, pada tanggal 21 November yang lalu, dengan merelakan batalnya photo session dan tidak hadirnya saya ke UNJ (dimana semua forum yang saya ikuti mengadakan gath disana) juga kerja kelompok sekolah, saya mengikuti tes masuk universitas yang punya 2 tempat (satu di sebelah Plaza Semanggi dan satunya lagi di seberang Emporium Pluit) selain di Jogjakarta ini. Karena dalam pikiran saya sudah penuh dengan kata-kata seperti "Kalo ga lulus tes ini, kamu ga bisa ikut bonenkai di RRI tanggal 12 Desember karena harus ikut tes FKG Trisakti" maka saya memutuskan agar meluluskan tes ini. Lagipula, saya sudah punya tekad, kalau saya diterima di suatu universitas, saya akan menjadi anggota klub jejepangan di sana dan menjadi panitia J-event. Dulu Atmajaya pernah mengadakan J-event, jadi tugas saya adalah menghidupkan...