Langsung ke konten utama

A Trip to China (4)-Shanghai Expo

Hari ini kami bangun jam 3 pagi. Untungnya keadaan di luar terlihat seperti jam 6 pagi, jadi tak masalah. Sarapan tak dilakukan di hotel, tapi dibungkus. Akibatnya, kami "hanya" mendapatkan sepotong roti dengan secuil ham, serta satu butir telur rebus ayam negeri (yang sayangnya tak setengah matang), buah, dan sebotol kecil air minum. Bus segera berangkat ke bandara Beijing. Setelah mengurus bawaan, tiket, dan sebagainya, kami menunggu pesawat. Pesawat pun akhirnya berangkat ke Shanghai.
Di bandara Shanghai, kami mendapatkan tour guide lokal baru lagi yang akan mendampingi kami beberapa hari ini.
Tour pun dimulai. Bus bergerak menuju pusat kota, dan terdapat bangunan-bangunan dengan bentuk menarik. Kami pun diajak ke sebuah tepian sungai (saya lupa namanya) dan di sana kami melihat-lihat pemandangan di seberang sungai. Ternyata kota Shanghai berdandan begitu cantiknya karena ada event besar yakni Shanghai Expo!
Setelah makan, kami menuju wihara yang di dalamnya terdapat patung Sidharta Gautama dari giok, yang sangat halus dan mewah. Kami bahkan tak diperkenankan mengambil foto disana. Di wihara itu kebetulan sedang ada upacara pemberkatan mobil. Mungkin karena tingkat kecelakaan di sana cukup tinggi.
Akhirnya tibalah saat yang paling saya tunggu. Shanghai Expo! Rencananya saya tentu akan ke paviliun Indonesia dan Jepang, namun ternyata paviliun itu amat sangat ramai. Jadi, kami terpaksa hanya ke paviliun China yang memang sudah dipesan tour guidenya. Tapi ternyata paviliun China pun sudah bagus. Ada efek cahaya yang menarik, pemutaran film dengan efek 3D, sungai buatan dari cahaya, pajangan karya anak-anak pemenang lomba melukis Shanghai Expo (bahkan ada yang baru umur 9 tahun dan gambarnya amat sangat bagus! Saya jadi merasa kalah...), air terjun dari efek cahaya, sampai kereta-keretaan macam Istana Boneka di Dufan, hanya saja ini tidak memakai perahu dan efek cahayanya sangat "wah". Sehabis dari sana, saya membeli aksesoris Shanghai Expo berupa gantungan HP yang sekarang saya pasang di USB saya.
Kami makan malam lagi, dan setelah itu bus menuju tempat yang sama dengan tadi siang, hanya saja kali ini jauh lebih bagus karena pemandangan lampu kota yang indah. Setelah itu kami kembali ke hotel (kali ini hotelnya berbeda. Hotelnya lebih kecil, tapi kelebihan hotel ini adalah: ini hotel dengan lampu terterang yang saya ketahui!) dan tidur.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Shii

Setelah melihat blog ini dari awal sampai akhir saya baru menyadari bahwa belum ada entri yang menampilkan tentang profil saya kecuali yang ada di bagian profil. (Buset telat amat nyadarnya!!!) Karenanya saya akan menuliskan entri ini, yah walaupun amat sangat super duper hyper telat sekali banget (ada kata-kata lain yang lebih lebay?) saya akan memperkenalkan secara singkat, siapa sih Shii itu? Shii (atau yang di dunia nyata lebih dikenal dengan sebutan *****-nama disensor-) adalah manusia yang merasa dirinya alien atau sekurang-kurangnya, anak indigo, lah... *untuk yang terakhir ini saya sendiri tidak tahu pasti kebenarannya, jangan-jangan benar anak indigo?* Jika kalian melihat ada seseorang yang dianggap aneh atau merasa dirinya aneh di sekitar kalian, kemungkinan itu adalah Shii. Nama Shii diambil dari nama aslinya yaitu *******. Shii baginya dianggap nama yang simpel namun punya banyak arti. Nama Shii itu sendiri tercetus tidak sengaja ketika sedang melamun di kamarnya pada suatu

Tes Masuk Atmajaya (1)

Daripada freak dengan bilang "saya ikut tes masuk universitas berinisial A" yang sok-sokan disensor, mending saya langsung beberkan saja nama universitasnya, ya... Jadi, pada tanggal 21 November yang lalu, dengan merelakan batalnya photo session dan tidak hadirnya saya ke UNJ (dimana semua forum yang saya ikuti mengadakan gath disana) juga kerja kelompok sekolah, saya mengikuti tes masuk universitas yang punya 2 tempat (satu di sebelah Plaza Semanggi dan satunya lagi di seberang Emporium Pluit) selain di Jogjakarta ini. Karena dalam pikiran saya sudah penuh dengan kata-kata seperti "Kalo ga lulus tes ini, kamu ga bisa ikut bonenkai di RRI tanggal 12 Desember karena harus ikut tes FKG Trisakti" maka saya memutuskan agar meluluskan tes ini. Lagipula, saya sudah punya tekad, kalau saya diterima di suatu universitas, saya akan menjadi anggota klub jejepangan di sana dan menjadi panitia J-event. Dulu Atmajaya pernah mengadakan J-event, jadi tugas saya adalah menghidupkan

Junjou Romantica (Season 1 dan 2)

Sepertinya sudah lumayan lama saya tidak me-review anime, dan sekarang saya kembali akan me-review sebuah anime, kali ini dari genre yaoi/boy's love (BL). Anime ini memang sudah lama (sekitar 2-3 tahun lalu), tapi saya baru menontonnya akhir-akhir ini karena baru sempat mendownload, dan juga saya baru mengenal yaoi sejak pertengahan 2008. Walau temanya yaoi, tapi menurut saya tak ditampilkan terlalu eksplisit seperti halnya anime yaoi pada umumnya. Jadi, yah... cocok untuk segala kalangan, asalkan tidak keberatan dengan tema BL, tentu saja. Cerita dari anime ini berpusat pada 3 pasangan utama yang saling berkaitan satu sama lain, yakni: 1. Junjou Romantica: Misaki Takahashi (mahasiswa tingkat pertama universitas Mitsuhashi jurusan ekonomi) dan Usami Akihiko (penulis novel yang terkenal, memenangkan penghargaan, namun sangat disayangkan (?) beberapa karya novelnya bertemakan BL). Misaki mendapatkan nilai yang jelek saat persiapan tes masuk Universitas Mitsuhashi, jadi Takahiro, kaka