Langsung ke konten utama

Live In (2): Welcome to The Village~

Jujur, di bus saya selalu tak bisa tidur. Kenapa? Karena saat pergi maupun pulang, saya selalu duduk di barisan depan, dimana kaca bus sangat besar sehingga cahaya lampu dari mobil yang lewat menyorot sangat jelas. Selain itu, AC di dalam bus juga sangat amat dingin. Saya menyesal kenapa saya tidak membawa jaket YI yang paling hangat.... T.T
Sudah tanggal 1 Juni. Jam 3, bus berhenti di daerah Kebumen. Di sana bus berhenti selama 1 jam lebih, karena banyak anak-anak yang selain ke toilet, mereka juga makan pop mie dan semacamnya.
Jam 6.15, ketika saya bangun lagi, ternyata bus sudah berhenti di daerah Jogja. Bus berhenti di tepi jalan karena banyak anak yang ingin ke toilet.
Kemudian, setelah melanjutkan perjalanan, akhirnya jam 8 pagi bus berhenti di depan balai kelurahan Gilangharjo. Ternyata sudah banyak anak-anak lain yang berkumpul. Di sana diberikan sambutan sampai jam 8.15. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sarapan gudeg dan teh manis sampai pukul 9. Kemudian HP dikumpulkan...
Kami pun diberangkatkan satu-persatu ke desa masing-masing menggunakan sepur mini. Ini adalah semacam kereta wisata yang biasa ada di tempat-tempat seperti Taman Mini Indonesia Indah, Gelanggang Samudra Ancol, dll, hanya tak ada relnya. Kami naik sepur mini sampai ke rumah kepala desa, lalu dari sana kami berkumpul sebentar untuk diantarkan satu-persatu ke tempat tinggal kami selama berada di desa.
Ibu tempat saya tinggal bernama Bu Tuti dan mempunyai suami yang bernama Pak Mulyono. Ternyata beliau sudah menyiapkan makanan untuk kami, saya dan teman sekamar saya. Jadi karena merasa tak enak pada beliau, kami makan makanan itu.
Setelah itu kami mandi. Mulanya kami mengira kalau kamar mandi yang ada baknya sangat kecil dan terdapat kloset duduk, ternyata dugaan kami salah, karena kamar mandinya sebenarnya ada di sebelahnya. Tempat yang kami kira kamar mandi sebenarnya adalah WC.
Setelah mandi, kami berjalan-jalan berkeliling-keliling ke tempat tinggal sementara untuk teman kami yang lain. Pulang dari sana, kami tidur siang. Dan sorenya, 2 orang teman kami mengajak kami untuk mengajar anak-anak di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini, semacam TK).
Pulangnya kami pun makan malam. Setelah makan malam, kami menonton TV, hal yang amat sangat jarang dilakukan oleh saya. (Dulu saya sempat nonton TV hanya untuk menonton Indonesian Idol, tapi sekarang sudah sangat jarang...) Jam 20.00, setelah acara selesai, kami berangkat tidur. Gara-gara di sana tidur selalu sekitar jam 19.30-20.00, paling malam jam 20.30, sekarang saya jadi punya kebiasaan tidur pagi di Jakarta. Biasanya saya selalu tidur diatas pukul 23.00, tapi sekarang jam 22.00 saja saya sudah ingin tidur. XD

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Shii

Setelah melihat blog ini dari awal sampai akhir saya baru menyadari bahwa belum ada entri yang menampilkan tentang profil saya kecuali yang ada di bagian profil. (Buset telat amat nyadarnya!!!) Karenanya saya akan menuliskan entri ini, yah walaupun amat sangat super duper hyper telat sekali banget (ada kata-kata lain yang lebih lebay?) saya akan memperkenalkan secara singkat, siapa sih Shii itu? Shii (atau yang di dunia nyata lebih dikenal dengan sebutan *****-nama disensor-) adalah manusia yang merasa dirinya alien atau sekurang-kurangnya, anak indigo, lah... *untuk yang terakhir ini saya sendiri tidak tahu pasti kebenarannya, jangan-jangan benar anak indigo?* Jika kalian melihat ada seseorang yang dianggap aneh atau merasa dirinya aneh di sekitar kalian, kemungkinan itu adalah Shii. Nama Shii diambil dari nama aslinya yaitu *******. Shii baginya dianggap nama yang simpel namun punya banyak arti. Nama Shii itu sendiri tercetus tidak sengaja ketika sedang melamun di kamarnya pada suatu

Tes Masuk Atmajaya (1)

Daripada freak dengan bilang "saya ikut tes masuk universitas berinisial A" yang sok-sokan disensor, mending saya langsung beberkan saja nama universitasnya, ya... Jadi, pada tanggal 21 November yang lalu, dengan merelakan batalnya photo session dan tidak hadirnya saya ke UNJ (dimana semua forum yang saya ikuti mengadakan gath disana) juga kerja kelompok sekolah, saya mengikuti tes masuk universitas yang punya 2 tempat (satu di sebelah Plaza Semanggi dan satunya lagi di seberang Emporium Pluit) selain di Jogjakarta ini. Karena dalam pikiran saya sudah penuh dengan kata-kata seperti "Kalo ga lulus tes ini, kamu ga bisa ikut bonenkai di RRI tanggal 12 Desember karena harus ikut tes FKG Trisakti" maka saya memutuskan agar meluluskan tes ini. Lagipula, saya sudah punya tekad, kalau saya diterima di suatu universitas, saya akan menjadi anggota klub jejepangan di sana dan menjadi panitia J-event. Dulu Atmajaya pernah mengadakan J-event, jadi tugas saya adalah menghidupkan

Junjou Romantica (Season 1 dan 2)

Sepertinya sudah lumayan lama saya tidak me-review anime, dan sekarang saya kembali akan me-review sebuah anime, kali ini dari genre yaoi/boy's love (BL). Anime ini memang sudah lama (sekitar 2-3 tahun lalu), tapi saya baru menontonnya akhir-akhir ini karena baru sempat mendownload, dan juga saya baru mengenal yaoi sejak pertengahan 2008. Walau temanya yaoi, tapi menurut saya tak ditampilkan terlalu eksplisit seperti halnya anime yaoi pada umumnya. Jadi, yah... cocok untuk segala kalangan, asalkan tidak keberatan dengan tema BL, tentu saja. Cerita dari anime ini berpusat pada 3 pasangan utama yang saling berkaitan satu sama lain, yakni: 1. Junjou Romantica: Misaki Takahashi (mahasiswa tingkat pertama universitas Mitsuhashi jurusan ekonomi) dan Usami Akihiko (penulis novel yang terkenal, memenangkan penghargaan, namun sangat disayangkan (?) beberapa karya novelnya bertemakan BL). Misaki mendapatkan nilai yang jelek saat persiapan tes masuk Universitas Mitsuhashi, jadi Takahiro, kaka