Begini kira-kira pemandangan yang melatarbelakangi lapangan tempat kami bermain pagi ini.
Pagi kembali datang, kami dibangunkan jam 05.30. Makanan pagi itu adalah Ma Ling, semacam daging kaleng. Kemudian, kami menuju lapangan dekat tempat pemberhentian bus kami untuk menjalani sejumlah pos. Kali ini bukan Pixie Dust yang menjadi imbalan, melainkan senjata. Ya, kali ini diceritakan bahwa kami akan berperang melawan Kapten Hook yang menyandera teman-teman kami di "penjara".
Untuk bermain, kami punya saldo 20.000. Jika kami menang, kami membayar harga lebih murah dan mendapat senjata. Jika kami kalah, kami membayar lebih mahal. Jika kehabisan dana, salah satu teman harus "dijual" ke penjara.
Pos-pos itu berjalan lumayan seru, dengan ditaburi barang-barang yang seru pula, mulai dari ditaburi tepung, disiram air tepung, disiram air, sampai ada juga permainan dimana kita harus tersiram teh, kopi, dan teh susu basi. Imbalannya jika menang berupa senjata, yaitu balon air, semprotan air dari botol Aqua yang tutupnya dibolongi lalu diisi air, tepung dalam plastik-plastik kecil, dan "batu" yang terbuat dari kertas yang diremas.
Terakhir, saat sudah menjalani semua pos, kami dijelaskan bahwa orang yang di penjara bisa dilepaskan bila kami menyerang orang-orang yang memegang kunci. Ada 10 pemegang kunci, tapi hanya salah satu pemegang kunci yang asli.
Suasana pun rusuh setelah itu. Semua saling menyerang dengan "senjata" masing-masing. Tapi, untungnya semua patuh pada aturan: tak boleh berkelahi dan kontak fisik. Orang di dalam penjara pun berhasil bebas.
Setelah itu kami mandi dan makan. Menu makan siang hari itu adalah nasi dan Pop Mie. Acara pun dilanjutkan dengan misa bagi yang beragama Katolik dengan romo yang didatangkan dari sekitar tempat perkemahan.
Acara kemudian ditutup dengan berfoto bersama dan sambutan dari ketua panitia. Kemudian kami menaiki bus dan kembali ke Jakarta.
Komentar