Air terjun di Situgunung. Foto diambil dari Internet, jadi mohon maaf, saya gak kenal siapapun yang ada di foto. Terima kasih untuk uploader.
Hari kedua diawali dengan bangun jam 05.30 dan senam pagi menggunakan berbagai macam lagu dengan berbagai bahasa, mulai dari India, Inggris, Korea dan lain-lain. Kemudian kami makan. Makan pagi itu adalah sup makaroni yang lumayan enak. Setelah itu, kami berangkat hiking ke air terjun. Di perjalanan inilah saya baru menyadari manusia itu menakjubkan, seperti yang sudah saya bilang di akhir bagian kedua tadi.
Hiking dibagi dalam beberapa kloter dimana satu kloter terdiri atas 4 kelompok main. Jalan hiking ini cukup licin, dan sandal saya putus saat hiking ini. Dari awal, sebenarnya saya sudah merasa sandal saya kurang kuat, hanya saja saya disuruh untuk tetap membawa sandal itu oleh ibu saya. Di jalanan menuju hiking ada beberapa pos permainan dimana yang berhasil melaluinya akan mendapatkan Pixie Dust.
Setelah beberapa jam, akhirnya kami sampai di air terjun. Air terjunnya cukup besar serta indah dan airnya sangat jernih, tak seperti sungai di Jakarta. Arus sungainya deras dan dasarnya berbatu-batu. Kami kemudian menyusuri sungai di bagian yang dangkal, untuk kemudian menjalani suatu prosesi, dimana sudah ada senior-senior yang siap dengan gayung. Kita akan berkenalan dengan senior itu dan kemudian akan disiram dengan air sungai yang cukup dingin itu dari batas pinggang ke bawah (untuk beberapa orang, terutama cowok, bahkan bisa sampai satu badan disiram). Cukup dingin, karena menurut saya air sungai di Cibodas yang pernah saya kunjungi beberapa waktu lalu lebih dingin dibandingkan disana. Di Situgunung, air sungainya cukup menusuk tulang tapi hanya sementara. Di Cibodas, air sungainya menusuk tulang dan benar-benar membuat ngilu. Apalagi udara Cibodas lebih dingin dibanding Situgunung.
Setelah itu, kami berfoto bersama di bawah air terjun dan kemudian kembali ke perkemahan untuk makan siang. Makan siang hari itu adalah nugget dan ayam goreng. Lauknya sangat banyak hingga kami kenyang. Acara selanjutnya adalah latihan talent show.
Sorenya, kami melakukan permainan di pos-pos untuk mendapatkan Pixie Dust. Permainannya beragam, mulai dari melewati orang di kawat, bola tembak menggunakan spons, lomba merayap di tanah, dan lain-lain. Lalu kami mandi dan menukarkan Pixie Dust untuk mendapatkan barang-barang untuk talent dan fashion show. Kami kemudian mempersiapkan talent dan fashion show menggunakan barang tersebut.
Malam hari kedua adalah malam paling berkesan. Kami semua dikumpulkan untuk menghadap api unggun. Api unggun hari itu dinyalakan dengan cukup spektakuler. Rangkaian semacam kawat dan kayu-kayu disusun sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah api unggun yang sangat besar, diselingi kembang api. Namun, setelah sekitar 30 menit, api unggun itu mengecil menjadi api unggun seperti pada umumnya.
Kami kemudian diminta menuliskan permohonan kami kemudian dilipat dan dimasukkan ke sebuah kantong. Penampilan hari itu dibuka dengan tarian api unggun oleh panitia, lagi-lagi diiringi lagu dari berbagai bahasa. Sayangnya, lagu bahasa Jepang sama sekali tak ada, padahal lagu Korea saja ada dua. Di senam pagi ada lagu Super Junior dan di tarian api unggun ada lagu "Gee"-nya SNSD.
Lalu, dimulailah talent show kelompok 1-4, dilanjutkan fashion show dan talent show kelompok 1-8. Fashion show yang ada adalah membuat kostum sayap peri yang menarik, dan talent shownya terbilang unik: membuat sebuah pertunjukan berdasarkan beberapa tema yang terkesan tak nyambung, misalnya kelompok main kami yang mendapatkan tema boyband SM*SH, Teletubbies dengan lagu In The Jungle. Yang membuat heran, kenapa sebagian pertunjukan berakhir homo? Misalnya, kelompok yang memainkan pertunjukan dengan tema Gatotkaca, lagu Cemburu (Dewa), dan bahasa Melayu membuat pertunjukan dimana Gatotkaca jatuh cinta dengan seorang perempuan yang kemudian direbut oleh laki-laki lain bernama Gatotaje. Pada akhir cerita, ditunjukkan bahwa Gatotkaca dan Gatotaje saling jatuh cinta setelah sebelumnya ditolak oleh perempuan itu.
Setelah beberapa menit juri berunding, diumumkan pemenang talent show dan fashion show. Ternyata kelompok main kami mendapatkan juara pertama untuk semua lomba.
Acara dilanjutkan kembali. Kali ini berupa persembahan dari panitia berupa perkenalan seperti hari pertama, hanya saja kali ini dalam bentuk drama siluet. Panitia mempertunjukkan seksi mereka di belakang layar putih yang sudah disinari cahaya, sehingga kita hanya bisa melihat siluet mereka. Pertunjukannya menarik walau ada beberapa seksi yang tak jelas seksi apa kalau melihat pertunjukannya. Dan ternyata, akhir homo tak berakhir di talent show. Di sini, ada seksi yang mempertunjukkan adegan dimana terdapat siluet dua orang cowok berciuman.
Setelah pertunjukan siluet itu, kami mengumpulkan kantong permohonan kami yang ditulis sebelum talent show dan melemparnya ke api unggun, sebagai tanda harapan permohonan kami terkabul. Disusul dengan menyalakan lilin dan menyanyikan lagu tema Medicamp yang diwariskan turun-temurun dari Medicamp satu ke Medicamp selanjutnya. Setelah itu, kami menutup mata kami dan sebagian dari kami diolesi tepung atau apalah itu di wajah kami. Kemudian, senior dan sebagian junior sudah membentuk lingkaran mengitari api unggun dan kami bersalaman satu sama lain, memberikan semangat pada angkatan kami. Setelah acara yang berkesan mellow itu, kami kembali melakukan tarian api unggun untuk membuat suasana kembali semangat. Malam ditutup dengan sajian pisang goreng isi coklat dan teh susu dengan gula yang disajikan oleh panitia.
Komentar