Langsung ke konten utama

Cosplay di Indonesia

Saya pernah menulis tentang ini belum, ya...

Cosplay atau kalau di-Jepang-kan menjadi "kosupure" berasal dari kata "costume play". Ini adalah sebutan untuk gaya berpakaian yang meniru tokoh anime, manga, atau game Jepang. Tapi, seiring dengan perkembangan zaman, cosplay juga ada yang original, dengan berbagai style tentunya, seperti gaya Harajuku, gothic lolita, dan sebagainya.
Di Indonesia, cosplay juga banyak digemari, tidak hanya di event-event Jepang saja. Beberapa event non-Jepang juga kerap kali mencantumkan cosplay sebagai acara mereka. Hal ini dikarenakan cosplay itu sangat menarik untuk sebagian besar orang.
Saya sendiri belum pernah cosplay, tapi beberapa bulan ke depan saya akan cosplay, makanya mau menabung dari sekarang. Dan untuk rencana itu juga, saya menanyakan tentang cosplay ke beberapa cosplayer, mulai dari yang biasa saja sampai yang profesional. Data-data itulah yang akan saya tulis di sini.
Menurut mereka, biaya rata-rata untuk membuat 1 kostum minimal 300 ribu, tergantung kerumitan kostum dan kualitas tentunya. Lama pembuatan juga bergantung pada kerumitan kostum, tapi biasanya 1-2 minggu juga sudah jadi. Untuk kostum yang rumit seperti kostum tokusatsu (robot-robot macam Power Rangers, Kura-kura Ninja, dll, tapi yang ada di Jepang, misal: Kamen Rider), biayanya lebih besar dan waktu pembuatannya lebih lama lagi.
Untuk aksesoris biasanya tergantung kreativitas masing-masing. Tentu saja disesuaikan dengan kondisi keuangan yang ada.
Sekarang saatnya memaparkan pengamatan saya terhadap cosplayer yang biasanya muncul di event-event Jepang yang saya hadiri.
Sebenarnya menurut saya, kalau kita punya kreativitas yang tinggi, baju biasa pun bisa jadi baju untuk cosplay. Tinggal ditambahkan aksesori saja, jadi lebih menghemat bahan. Apalagi untuk yang cosplay original.
Lalu saat memakai kostum yang ada, seperti drama, kita bisa berperan sesuai karakter yang kostumnya kita pakai untuk cosplay. Tak peduli aslinya kita sifatnya seperti apa. Waktu difoto pun, kita bisa menirukan gaya-gaya tokoh tersebut. Untuk itu, sebelum melakukan cosplay, kita dapat melakukan riset dari jauh-jauh hari terhadap karakter yang akan kita perankan. Menurut saya, akan lebih mudah apabila kita memerankan karakter ciptaan kita sendiri, karena sifatnya bisa sesuai keinginan kita. Kadang tak mudah untuk memerankan karakter yang sifatnya tak sesuai dengan kita. Biasanya cosplayer yang bagus dan menarik perhatian adalah cosplayer yang baik penampilan dan karakternya mirip dengan karakter yang diperankan. Semakin mirip, semakin baik. Walaupun kostumnya sudah dibuat sedemikian detail dan bagus, kalau penghayatan si cosplayer kurang, hasilnya pasti kurang bagus. Begitu pula sebaliknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Shii

Setelah melihat blog ini dari awal sampai akhir saya baru menyadari bahwa belum ada entri yang menampilkan tentang profil saya kecuali yang ada di bagian profil. (Buset telat amat nyadarnya!!!) Karenanya saya akan menuliskan entri ini, yah walaupun amat sangat super duper hyper telat sekali banget (ada kata-kata lain yang lebih lebay?) saya akan memperkenalkan secara singkat, siapa sih Shii itu? Shii (atau yang di dunia nyata lebih dikenal dengan sebutan *****-nama disensor-) adalah manusia yang merasa dirinya alien atau sekurang-kurangnya, anak indigo, lah... *untuk yang terakhir ini saya sendiri tidak tahu pasti kebenarannya, jangan-jangan benar anak indigo?* Jika kalian melihat ada seseorang yang dianggap aneh atau merasa dirinya aneh di sekitar kalian, kemungkinan itu adalah Shii. Nama Shii diambil dari nama aslinya yaitu *******. Shii baginya dianggap nama yang simpel namun punya banyak arti. Nama Shii itu sendiri tercetus tidak sengaja ketika sedang melamun di kamarnya pada suatu...

Mengenang Preklinik Fk Atmajaya (2): Objective Structural Clinical Examination, Student Oral Case Analysis, dan Karya Tulis Ilmiah

Inilah tiga ujian besar yang dihadapi oleh anak FK Atma. Ujian skill yang disingkat OSCE, diadakan tiap semester. Dan ujian teori lisan yaitu SOCA, diadakan tiap tahun pada semester genap. Khusus semester 7, diadakan ujian gabungan OSCE dan SOCA yang dinamakan OSCA. Satu lagi, karya tulis ilmiah alias KTI alias skripsi. OSCE menguji skill yang telah dipelajari di skill lab selama 1 semester yang telah dipilihkan oleh tim penguji. Khusus semester 7, OSCE menguji skill selama 7 semester (namun sekali lagi, tidak semua). Sistem OSCE ini berupa pos-pos. Satu pos menguji satu skill dengan waktu 5 menit atau 10 menit tergantung skillnya. Ketika saya semester 6, peraturan ini diubah menjadi satu pos waktunya 10 menit, dan dalam 1 pos dapat ada 1-2 skill. Jadi kita tidak bisa menebak berapa skill yang diujikan. Sebelum ujian, peserta dikumpulkan di ruang karantina dan kemudian dipanggil sesuai kloter. Peserta dalam satu kloter dapat ujian di 4 lokasi berbeda yang dibagi menurut absen. Kem...

Tes Masuk Atmajaya (1)

Daripada freak dengan bilang "saya ikut tes masuk universitas berinisial A" yang sok-sokan disensor, mending saya langsung beberkan saja nama universitasnya, ya... Jadi, pada tanggal 21 November yang lalu, dengan merelakan batalnya photo session dan tidak hadirnya saya ke UNJ (dimana semua forum yang saya ikuti mengadakan gath disana) juga kerja kelompok sekolah, saya mengikuti tes masuk universitas yang punya 2 tempat (satu di sebelah Plaza Semanggi dan satunya lagi di seberang Emporium Pluit) selain di Jogjakarta ini. Karena dalam pikiran saya sudah penuh dengan kata-kata seperti "Kalo ga lulus tes ini, kamu ga bisa ikut bonenkai di RRI tanggal 12 Desember karena harus ikut tes FKG Trisakti" maka saya memutuskan agar meluluskan tes ini. Lagipula, saya sudah punya tekad, kalau saya diterima di suatu universitas, saya akan menjadi anggota klub jejepangan di sana dan menjadi panitia J-event. Dulu Atmajaya pernah mengadakan J-event, jadi tugas saya adalah menghidupkan...