Langsung ke konten utama

Review Festival Sakura: Day 1


Setelah perjanjian dengan beberapa teman FB sana-sini, akhirnya saya pun datang ke event jam 1 siang. Anak-anak yang lain ternyata sudah datang sejak pagi.
Sebenarnya saya janjian dengan beberapa orang, namun yang pertama saya temui adalah Kuran Seth Yuuki, teman FB pure hasil kenalan di event FB yang sudah saya buat yang kemudian menjadi anak saya. Ia ikut 2 lomba sekaligus yakni harajuku dan cosplay.
Kemudian setelah menemaninya menuju ruang ganti, saya pergi untuk mencari absen yang tidak jelas lokasinya. Katanya, ada di depan perpus... Eh, ga taunya, setelah bertanya pada banyak teman dan guru, didapatilah meja absen berada di sebelah tukang sate ayam! Jauh banget loh jaraknya...
Setelah itu, saya pun menuju lantai 3 tempat diadakannya workshop cha-no-yu (upacara minum teh). Ternyata teh hijau Jepang itu rasanya enak sekali loh... Rasanya jauh lebih enak dari teh hijau China yang pernah saya minum sebelumnya... Dan camilannya juga! Manis sekali, seperti terbuat dari gula 100%. Langsung lumer saat dimakan...
Sehabis itu, saya kembali ke ruang ganti dan menemui anak saya sudah siap dengan kostumnya. Akhirnya kami keluar dan menuju aula SD, menemui Verde Kun (kameko senior yang saya kenal pertama kali dari blog penuh eventnya) dan kawan-kawannya sesama kameko. Saya sempat berkenalan dengan salah satu dari mereka yang ternyata bernama Samdy dengan nama FB Sandy Kameko Apprentice, anak Saint Peter yang ternyata seangkatan dengan beberapa teman seangkatan saya yang sekolah di sekolah saya dan tinggal dekat rumah saya. Pantas saya merasa sering lihat dia...
Tak lama kemudian penyiar Sanur FM mengumumkan bahwa para peserta lomba Harajuku diharapkan bersiap-siap karena sebentar lagi lomba akan segera dimulai. Peserta lomba pun bersiap-siap ke belakang panggung, dan satu-persatu peserta muncul serta berpose di atas panggung sesuai nomor urut mereka. Kemudian mereka dikomentari oleh dewan juri yang semuanya sepertinya sudah pro, karena pertanyaan dan komentarnya begitu... ehm... mendetil. Bagus, sih, tapi kok rasanya seperti pemilihan miss-miss-an atau putri-putrian yang ada di televisi saja... XD
Pertanyaan standar untuk tiap orang: "Kamu pilih tema apa? Dan kenapa kamu pilih tema itu?" Sisanya macam-macam, mulai dari warna yang tidak sesuai, make-up yang tidak kelihatan oleh para dewan juri, baju yang kurang "nabrak", dan sebagainya.
Setelah itu, MC mengumumkan bahwa pengumuman pemenang akan dibacakan sekitar jam 18.30. Saya kemudian bertemu dengan 2 teman sekolah saya, Conchita Tania dan Caroline Budiwarman. Kemudian saya bertemu juga dengan Cho Kuze Kazuaki, anak YUI-Indo yang entah kenapa tiba-tiba datang ke sekolah saya, serta Benaya Bonaventura, kameko teman Verde dan Samdy yang ternyata sudah saya lihat dari tadi tapi saya ga nyadar kalau itu dia.
Setelah selesai lomba, tiba-tiba saya ditelpon karena akan segera dijemput. Alhasil, saya hari itu tidak bisa menyaksikan pemenang lomba. Tapi saya cukup terhibur karena penampilan taiko (bukan taiko yang di osu! *penulis maniak osu!*, ini taiko beneran, yang bedug ala Jepang) dan bon odori yang diikuti oleh grup taiko, beberapa guru, teman sekolah, alumni, dan Verde serta Kuran. Saya baru ikut di lagu terakhir, itupun encore, karena saya ga bisa nari, walaupun zaman dulu kelas bahasa Jepang pernah meluangkan 2 pertemuan untuk bon odori... Dan lagu terakhir itupun saya juga pernah ikut di kelas bahasa Jepang... Tapi tetap saja, saya ga bisa nari!
Ah ya, saya juga sempat mencicipi es krim ala Jepang. Membuatnya lumayan lucu, jadi ada gelas berisi es krim dimasukkan ke dalam sebuah mesin yang kemudian bisa menghasilkan es krim yang modelnya seperti di M*D. Saya sendiri mencoba yang rasa green tea.
Dan setelah saya dijemput, saya kemudian menanyakan hasil lomba kepada Verde, Samdy, Benaya, Kuran, dan Jason Vendy, anak kelas X SMA CC yang ternyata pemain Touhou. Ternyata juara 1, 2, dan 3 semuanya adalah anak-anak Sanur. Sebenarnya cukup mengherankan bagi saya. Inikah yang dinamakan "teori konspirasi"? Padahal banyak anak sekolah lain yang lebih bagus dan lebih sesuai tema, to be honest (bukan hanya saya yang bilang, dewan juri pun berkata demikian, karena yang juara 1-nya saja ikut dikomentari tentang bajunya oleh dewan juri), tapi entah kenapa bisa anak Sanur semua yang menang.
Tadinya saya berniat pulang malam karena mau lihat band covering, namun ternyata ada tiket masuknya yaitu Rp 20.000,-. Kok bisa ya? Padahal kalau di event Jepang yang lain itu bisa dinikmati gratis loh --
Yah, lanjut ke hari kedua...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Shii

Setelah melihat blog ini dari awal sampai akhir saya baru menyadari bahwa belum ada entri yang menampilkan tentang profil saya kecuali yang ada di bagian profil. (Buset telat amat nyadarnya!!!) Karenanya saya akan menuliskan entri ini, yah walaupun amat sangat super duper hyper telat sekali banget (ada kata-kata lain yang lebih lebay?) saya akan memperkenalkan secara singkat, siapa sih Shii itu? Shii (atau yang di dunia nyata lebih dikenal dengan sebutan *****-nama disensor-) adalah manusia yang merasa dirinya alien atau sekurang-kurangnya, anak indigo, lah... *untuk yang terakhir ini saya sendiri tidak tahu pasti kebenarannya, jangan-jangan benar anak indigo?* Jika kalian melihat ada seseorang yang dianggap aneh atau merasa dirinya aneh di sekitar kalian, kemungkinan itu adalah Shii. Nama Shii diambil dari nama aslinya yaitu *******. Shii baginya dianggap nama yang simpel namun punya banyak arti. Nama Shii itu sendiri tercetus tidak sengaja ketika sedang melamun di kamarnya pada suatu

Tes Masuk Atmajaya (1)

Daripada freak dengan bilang "saya ikut tes masuk universitas berinisial A" yang sok-sokan disensor, mending saya langsung beberkan saja nama universitasnya, ya... Jadi, pada tanggal 21 November yang lalu, dengan merelakan batalnya photo session dan tidak hadirnya saya ke UNJ (dimana semua forum yang saya ikuti mengadakan gath disana) juga kerja kelompok sekolah, saya mengikuti tes masuk universitas yang punya 2 tempat (satu di sebelah Plaza Semanggi dan satunya lagi di seberang Emporium Pluit) selain di Jogjakarta ini. Karena dalam pikiran saya sudah penuh dengan kata-kata seperti "Kalo ga lulus tes ini, kamu ga bisa ikut bonenkai di RRI tanggal 12 Desember karena harus ikut tes FKG Trisakti" maka saya memutuskan agar meluluskan tes ini. Lagipula, saya sudah punya tekad, kalau saya diterima di suatu universitas, saya akan menjadi anggota klub jejepangan di sana dan menjadi panitia J-event. Dulu Atmajaya pernah mengadakan J-event, jadi tugas saya adalah menghidupkan

Junjou Romantica (Season 1 dan 2)

Sepertinya sudah lumayan lama saya tidak me-review anime, dan sekarang saya kembali akan me-review sebuah anime, kali ini dari genre yaoi/boy's love (BL). Anime ini memang sudah lama (sekitar 2-3 tahun lalu), tapi saya baru menontonnya akhir-akhir ini karena baru sempat mendownload, dan juga saya baru mengenal yaoi sejak pertengahan 2008. Walau temanya yaoi, tapi menurut saya tak ditampilkan terlalu eksplisit seperti halnya anime yaoi pada umumnya. Jadi, yah... cocok untuk segala kalangan, asalkan tidak keberatan dengan tema BL, tentu saja. Cerita dari anime ini berpusat pada 3 pasangan utama yang saling berkaitan satu sama lain, yakni: 1. Junjou Romantica: Misaki Takahashi (mahasiswa tingkat pertama universitas Mitsuhashi jurusan ekonomi) dan Usami Akihiko (penulis novel yang terkenal, memenangkan penghargaan, namun sangat disayangkan (?) beberapa karya novelnya bertemakan BL). Misaki mendapatkan nilai yang jelek saat persiapan tes masuk Universitas Mitsuhashi, jadi Takahiro, kaka