Daripada freak dengan bilang "saya ikut tes masuk universitas berinisial A" yang sok-sokan disensor, mending saya langsung beberkan saja nama universitasnya, ya...
Jadi, pada tanggal 21 November yang lalu, dengan merelakan batalnya photo session dan tidak hadirnya saya ke UNJ (dimana semua forum yang saya ikuti mengadakan gath disana) juga kerja kelompok sekolah, saya mengikuti tes masuk universitas yang punya 2 tempat (satu di sebelah Plaza Semanggi dan satunya lagi di seberang Emporium Pluit) selain di Jogjakarta ini. Karena dalam pikiran saya sudah penuh dengan kata-kata seperti "Kalo ga lulus tes ini, kamu ga bisa ikut bonenkai di RRI tanggal 12 Desember karena harus ikut tes FKG Trisakti" maka saya memutuskan agar meluluskan tes ini. Lagipula, saya sudah punya tekad, kalau saya diterima di suatu universitas, saya akan menjadi anggota klub jejepangan di sana dan menjadi panitia J-event. Dulu Atmajaya pernah mengadakan J-event, jadi tugas saya adalah menghidupkan kembali J-event di universitas itu. Tapi kalau nasib saya berkata lain, misalnya masuk UI, tentu saya akan menjadi panitia GJUI yang sangat terkenal itu. Dan bertemu dengan orang-orang yang sudah saya ingin temui sejak lama, tentunya ^^
Oke, lanjut ke topik utama. Hari Kamis, saat iseng-iseng browsing di Kaskus, saya menemukan thread tes masuk Atmajaya. Kata thread itu, tes masuk Atmajaya itu gampang, tak usah belajar juga bisa. Biologi pelajari saja tentang tubuh manusia, Inggris... asalkan kamu lulus TOEFL, bisa, lah (nilai TOEFL saya 249 kalau tak salah)... dan TPA sama seperti tes IQ. Yang susah itu tes kepribadian, karena kalaupun IQ kamu 200, Biologi dan Inggris kamu bener semua, tapi kepribadian kamu ga cocok masuk FK (saya mendaftar untuk FK Atmajaya), ya, kamu ga diterima.
Pada hari Sabtu, saya minta diantarkan ke Gramedia di mal terdekat dari tempat tinggal saya. Tujuannya, mempelajari Biologi dari buku-buku yang ada di sana. Ternyata, lama tak ke toko buku, saya menemukan hal-hal menarik. Misalnya, ada buku yang mirip kamus saku, tapi isinya rumus-rumus Mafia, dan di sampul depannya ada tulisan "Tidak untuk nyontek". Sayang foto buku itu yang saya ambil diam-diam sudah terhapus, sepertinya.
Saya berada di toko buku itu 2 jam lebih. Karena sudah bosan membaca Biologi, akhirnya saya pun beralih ke buku-buku lain. Buku komputer menjadi tujuan pertama saya, karena waktu itu saya sedang menyelesaikan tugas Flash dan bingung cara menyelesaikannya. Sayang tak ada buku tentang Flash, maka saya mencari buku-buku lain. Majalah, komik, novel, buku psikologi, intinya toko buku itu saya kelilingi berkali-kali. Mungkin penjaganya sampai bosan melihat saya yang hanya berputar-putar tanpa membeli buku apapun. Waktu itu kebetulan saya tak membawa uang juga, jadi ya... kalaupun mau beli juga tak ada uang.
Besoknya, saya berangkat ke Atmajaya. Tadinya mau naik busway, tapi dengan pertimbangan "di panduan calon mahasiswanya disuruh naik busway, nanti kalau semuanya naik busway gimana? Bisa-bisa telat" akhirnya saya diantar lagi. Saya sampai di sana sekitar pukul 7.15, padahal tesnya mulai jam 8 pagi. Saya pun mencari ruang tunggu saya, dan tiba-tiba di tengah-tengah ada sedikit keramaian. Penasaran, saya melihatnya. Ternyata itu daftar untuk ruang tes kepribadian. Saya mencari-cari nama saya, tapi yang saya temukan malah teman-teman saya. Ada yang dari sekolah, ada juga yang dari BTA.
Tiba-tiba, entah panjang umur atau apa, saya bertemu teman-teman dari sekolah saya. Akhirnya saya dan mereka pun naik ke lantai 2 untuk mengikuti tes masuk itu.
Bersambung ke part 2...
Jadi, pada tanggal 21 November yang lalu, dengan merelakan batalnya photo session dan tidak hadirnya saya ke UNJ (dimana semua forum yang saya ikuti mengadakan gath disana) juga kerja kelompok sekolah, saya mengikuti tes masuk universitas yang punya 2 tempat (satu di sebelah Plaza Semanggi dan satunya lagi di seberang Emporium Pluit) selain di Jogjakarta ini. Karena dalam pikiran saya sudah penuh dengan kata-kata seperti "Kalo ga lulus tes ini, kamu ga bisa ikut bonenkai di RRI tanggal 12 Desember karena harus ikut tes FKG Trisakti" maka saya memutuskan agar meluluskan tes ini. Lagipula, saya sudah punya tekad, kalau saya diterima di suatu universitas, saya akan menjadi anggota klub jejepangan di sana dan menjadi panitia J-event. Dulu Atmajaya pernah mengadakan J-event, jadi tugas saya adalah menghidupkan kembali J-event di universitas itu. Tapi kalau nasib saya berkata lain, misalnya masuk UI, tentu saya akan menjadi panitia GJUI yang sangat terkenal itu. Dan bertemu dengan orang-orang yang sudah saya ingin temui sejak lama, tentunya ^^
Oke, lanjut ke topik utama. Hari Kamis, saat iseng-iseng browsing di Kaskus, saya menemukan thread tes masuk Atmajaya. Kata thread itu, tes masuk Atmajaya itu gampang, tak usah belajar juga bisa. Biologi pelajari saja tentang tubuh manusia, Inggris... asalkan kamu lulus TOEFL, bisa, lah (nilai TOEFL saya 249 kalau tak salah)... dan TPA sama seperti tes IQ. Yang susah itu tes kepribadian, karena kalaupun IQ kamu 200, Biologi dan Inggris kamu bener semua, tapi kepribadian kamu ga cocok masuk FK (saya mendaftar untuk FK Atmajaya), ya, kamu ga diterima.
Pada hari Sabtu, saya minta diantarkan ke Gramedia di mal terdekat dari tempat tinggal saya. Tujuannya, mempelajari Biologi dari buku-buku yang ada di sana. Ternyata, lama tak ke toko buku, saya menemukan hal-hal menarik. Misalnya, ada buku yang mirip kamus saku, tapi isinya rumus-rumus Mafia, dan di sampul depannya ada tulisan "Tidak untuk nyontek". Sayang foto buku itu yang saya ambil diam-diam sudah terhapus, sepertinya.
Saya berada di toko buku itu 2 jam lebih. Karena sudah bosan membaca Biologi, akhirnya saya pun beralih ke buku-buku lain. Buku komputer menjadi tujuan pertama saya, karena waktu itu saya sedang menyelesaikan tugas Flash dan bingung cara menyelesaikannya. Sayang tak ada buku tentang Flash, maka saya mencari buku-buku lain. Majalah, komik, novel, buku psikologi, intinya toko buku itu saya kelilingi berkali-kali. Mungkin penjaganya sampai bosan melihat saya yang hanya berputar-putar tanpa membeli buku apapun. Waktu itu kebetulan saya tak membawa uang juga, jadi ya... kalaupun mau beli juga tak ada uang.
Besoknya, saya berangkat ke Atmajaya. Tadinya mau naik busway, tapi dengan pertimbangan "di panduan calon mahasiswanya disuruh naik busway, nanti kalau semuanya naik busway gimana? Bisa-bisa telat" akhirnya saya diantar lagi. Saya sampai di sana sekitar pukul 7.15, padahal tesnya mulai jam 8 pagi. Saya pun mencari ruang tunggu saya, dan tiba-tiba di tengah-tengah ada sedikit keramaian. Penasaran, saya melihatnya. Ternyata itu daftar untuk ruang tes kepribadian. Saya mencari-cari nama saya, tapi yang saya temukan malah teman-teman saya. Ada yang dari sekolah, ada juga yang dari BTA.
Tiba-tiba, entah panjang umur atau apa, saya bertemu teman-teman dari sekolah saya. Akhirnya saya dan mereka pun naik ke lantai 2 untuk mengikuti tes masuk itu.
Bersambung ke part 2...
Komentar
kak bantu kasi tips :)