Langsung ke konten utama

Kalau Mengenang ke Masa Lalu, Sih...


Baca blog ini dari entri-entri awal, deh.
Rasanya... perubahannya besar sekali.
Dari gaya bahasa, format tulisan, sampai apa yang ditulis.
Tapi yang paling menonjol menurut saya adalah satu kisah yang bersambung: saya dan sebuah jurusan bernama Kedokteran Umum.

SMA kelas 1, saya berharap tidak masuk IPA dan tidak mau jadi dokter.
SMA kelas 2, saya masuk IPA dan tidak mau jadi dokter.
SMA kelas 3, saya diterima di jurusan Kedokteran Umum di salah satu perguruan tinggi ternama di Jakarta.
Sekarang, hari ini, saya tengah bersiap-siap untuk pengenalan kampus di perguruan tinggi tempat saya akan belajar.... untuk menjadi dokter.
Terlihat seperti sebuah keajaiban.

Ada yang bilang, "Jadi dokter itu gak gampang. Kamu harus mikir 10000x sebelum kamu nentuin mau masuk FK atau nggak."
Sampai kelas 2 semester 1, jawaban saya adalah "nggak".
Kelas 2 semester 2, saat libur kenaikan kelas, saya dibawa ke sejumlah FK di Jakarta oleh ortu saya.
Dari situ saya berpikir, jadi dokter ga seburuk yang saya bayangkan.
Apalagi semakin hari saya makin banyak menemui orang-orang yang berprofesi menjadi dokter namun suka menulis dan hobi saya yang lainnya.
Dokter bisa bikin cerpen. Bisa bikin novel.
Cosplayer yang saya temui banyak yang kuliah di FK.
Kenapa saya ga coba untuk menjadi seperti mereka?

Semoga di kemudian hari, kecintaan terhadap jurusan yang dulu saya benci itu akan muncul.
Seperti kata pepatah, makin benci pada sesuatu, biasanya malah akan timbul perasaan cinta.
Iya, nggak?

Banyak yang bilang:
"Kuliah di FK itu gak enak. Pake sistem blok, banyak banget bahan ujiannya, tiap 2 minggu sekali ada ujian blok dan midblok. Belum di kampus kamu, kalau mau cepet lulus mesti praktek kerja di RS di Sukabumi, Semarang,Yogyakarta..."
Jalani saja lah, sambil meneruskan hobi saya juga.
Dan seperti yang saya katakan di beberapa entri sebelumnya, doakan saya masih punya waktu untuk nge-blog.
Sekadar menulis pengalaman sehari-hari, review dan sebagainya, seperti saya pas SMA.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Shii

Setelah melihat blog ini dari awal sampai akhir saya baru menyadari bahwa belum ada entri yang menampilkan tentang profil saya kecuali yang ada di bagian profil. (Buset telat amat nyadarnya!!!) Karenanya saya akan menuliskan entri ini, yah walaupun amat sangat super duper hyper telat sekali banget (ada kata-kata lain yang lebih lebay?) saya akan memperkenalkan secara singkat, siapa sih Shii itu? Shii (atau yang di dunia nyata lebih dikenal dengan sebutan *****-nama disensor-) adalah manusia yang merasa dirinya alien atau sekurang-kurangnya, anak indigo, lah... *untuk yang terakhir ini saya sendiri tidak tahu pasti kebenarannya, jangan-jangan benar anak indigo?* Jika kalian melihat ada seseorang yang dianggap aneh atau merasa dirinya aneh di sekitar kalian, kemungkinan itu adalah Shii. Nama Shii diambil dari nama aslinya yaitu *******. Shii baginya dianggap nama yang simpel namun punya banyak arti. Nama Shii itu sendiri tercetus tidak sengaja ketika sedang melamun di kamarnya pada suatu...

Mengenang Preklinik Fk Atmajaya (2): Objective Structural Clinical Examination, Student Oral Case Analysis, dan Karya Tulis Ilmiah

Inilah tiga ujian besar yang dihadapi oleh anak FK Atma. Ujian skill yang disingkat OSCE, diadakan tiap semester. Dan ujian teori lisan yaitu SOCA, diadakan tiap tahun pada semester genap. Khusus semester 7, diadakan ujian gabungan OSCE dan SOCA yang dinamakan OSCA. Satu lagi, karya tulis ilmiah alias KTI alias skripsi. OSCE menguji skill yang telah dipelajari di skill lab selama 1 semester yang telah dipilihkan oleh tim penguji. Khusus semester 7, OSCE menguji skill selama 7 semester (namun sekali lagi, tidak semua). Sistem OSCE ini berupa pos-pos. Satu pos menguji satu skill dengan waktu 5 menit atau 10 menit tergantung skillnya. Ketika saya semester 6, peraturan ini diubah menjadi satu pos waktunya 10 menit, dan dalam 1 pos dapat ada 1-2 skill. Jadi kita tidak bisa menebak berapa skill yang diujikan. Sebelum ujian, peserta dikumpulkan di ruang karantina dan kemudian dipanggil sesuai kloter. Peserta dalam satu kloter dapat ujian di 4 lokasi berbeda yang dibagi menurut absen. Kem...

Tes Masuk Atmajaya (1)

Daripada freak dengan bilang "saya ikut tes masuk universitas berinisial A" yang sok-sokan disensor, mending saya langsung beberkan saja nama universitasnya, ya... Jadi, pada tanggal 21 November yang lalu, dengan merelakan batalnya photo session dan tidak hadirnya saya ke UNJ (dimana semua forum yang saya ikuti mengadakan gath disana) juga kerja kelompok sekolah, saya mengikuti tes masuk universitas yang punya 2 tempat (satu di sebelah Plaza Semanggi dan satunya lagi di seberang Emporium Pluit) selain di Jogjakarta ini. Karena dalam pikiran saya sudah penuh dengan kata-kata seperti "Kalo ga lulus tes ini, kamu ga bisa ikut bonenkai di RRI tanggal 12 Desember karena harus ikut tes FKG Trisakti" maka saya memutuskan agar meluluskan tes ini. Lagipula, saya sudah punya tekad, kalau saya diterima di suatu universitas, saya akan menjadi anggota klub jejepangan di sana dan menjadi panitia J-event. Dulu Atmajaya pernah mengadakan J-event, jadi tugas saya adalah menghidupkan...