Pagi hari, setelah SMS kabar kehadiran teman saya itu, saya langsung meng-SMS Benaya dan berkata agar dia mengambil sumbangan panitia dan tugas dari Astari untuk saya di depan sekolah saya, jam 06.45. Alasannya, karena dia bilang dia tinggal di Kemayoran, jadi kalau ke bundaran HI kemungkinan lewat sekolah saya. Ternyata dia mengalami kendala sehingga singkat cerita uang dan tugas itu tidak bisa diantarkan.
Jam 9, sekolah bubar. Tak ada jemputan yang biasa saya naiki (syukurlah (?)), karena kelas 10 dan 11 pulang jam 11. Akhirnya saya pun akan pulang naik taksi. Di benak saya terbentuk sebuah ide. Nekat ke bundaran HI, meski tanpa kostum dan mengenakan baju sekolah, untuk mengantarkan uang panitia dan tugas dari Astari. Saya berpikir, mending naik transjakarta atau taksi. Akhirnya pilihan jatuh pada taksi, karena kalau transjakarta, bisa-bisa saya lupa waktu saat di bundaran HI karena keasikan memotret (walau cuma pakai kamera HP) para cosplayer yang ada setelah menyerahkan dua barang itu. Kalau taksi kan time is money, jadi gak akan lupa waktu. Soalnya kalau kelamaan, bisa dicurigai orangtua saya, apalagi saya dengan bodohnya (tindakan yang saya sesali) memberitahukan bahwa saya sudah pulang jam 9.
Taksi pun melaju ke bundaran HI. Sampai di depan hotel Nikko, saya bertemu dengan sosok rambut hijau yang ternyata adalah Shiho Sasaki, teman saya di forum. Ada pula Anggi dan satu lagi yang saya ga tau namanya. Saya pun bertanya kepada mereka dimana Benaya sebagai penanggung jawab pelaksana, sehingga saya bisa memberikan dua barang itu.
Singkatnya, transaksi pun selesai dengan sangat sukses. Saya kembali ke taksi dan melihat acara itu satu persatu. Rasanya senang sekali kalau benar-benar bisa ikut acara itu, sayangnya tak jadi. Saya cuma bisa memandang mereka dari kaca jendela taksi.
Supir taksi yang kebingungan kemudian bertanya pada saya, "Itu acara apaan sih Dek?"
Saya menjawab, "Oh, acara minta sumbangan pakai kostum gitu Pak.. kostum ala Jepang *berusaha menjelaskan dengan bahasa yang dimengerti awam*"
Dan kemudian terjadilah percakapan diantara kami sembari memutari bundaran HI.
"Yang adain siapa dek?"
"Klub Jepang gitu pak... Saya kebetulan ikut..."
"Oh, situ kok ga pake kostum?"
"Saya sekolah sih... *males curhat* Eh bentar ya Pak, berhenti di depan situ tuh *nunjuk ke arah sekumpulan orang yang pake kostum Bleach di depan gedung Indosat kalau ga salah inget*"
Percakapan pun berganti ke saya dan 3 atau 4 cosplayer itu.
Shii (S): *lambaikan tangan* Boleh minta pamfletnya gak?
Cosplayer ga tau namanya 1 (C1): *kasih pamflet*
C1, C2, C3: Makasih dek..
C2: Boleh minta sumbangan juga dek? Buat gempa Jepang..
S: *lol lol lol mereka ga tau saya panitia rupanya XP* Saya Shii... *berharap mereka tau*
C3: Siapa?
S: Shii..
C1, C2, C3: Oh Shii...
C... lupa: Iya inget2 kok...
S: Makasih yah! *lupa, harusnya bilang "Ganbatte" juga...* *tutup kaca jendela*
Kemudian saya pun melihat pamflet yang 69%nya dibuat oleh saya itu dan sisanya diedit lagi. LOL NAMA SAYA MASIH SALAH KETIK! Ya sudahlah...
Saya pun akhirnya mengobrol lagi dengan supir taksi, dari event barusan sampai ke pembicaraan lainnya. Saya membolak-balik pamflet itu berulang kali. Ah, setidaknya ini jadi bukti kalau saya sempat kesana...
Taksi pun menuju rumah saya dengan selamat.
Acara hari pertama sudah berakhir, dan pada saat saya mengepost ini, mungkin acara hari kedua sedang berlangsung atau sudah berakhir, tanpa kehadiran saya.
Saya sudah memaafkan teman saya yang tak datang itu, walau agak kecewa juga karena kostum yang saya sudah siapkan terpaksa harus ditunda untuk diturunkan sampai event setelah UAN. *tau gitu saya bikin headphonenya abis UAN aja dah...*
Setidaknya saya bisa melihat event yang saya nantikan itu dengan mata kepala sendiri meski cuma sebentar, dan bertemu dengan beberapa dari yang saya kenal meski juga cuma sebentar.
Setidaknya, bayangan bahwa saya harus puas dengan hanya melihat foto-foto event itu hilang, dan berganti dengan rasa yang lebih puas dengan tidak melihatnya hanya dalam kamera.
10-15 menit yang sangat berharga dan tidak terlupakan. Ongkos taksi yang setara dengan uang jajan saya seminggu pun rasanya tak ada arti apa-apa dibanding kepuasan yang saya dapatkan.
Hanya bisa berharap, walau saya cuma sebentar hadir disana, semoga hari kedua lebih lancar dari hari pertama, dan lebih ramai!
Impian saya pun berhasil walau tak sepenuhnya...
Jam 9, sekolah bubar. Tak ada jemputan yang biasa saya naiki (syukurlah (?)), karena kelas 10 dan 11 pulang jam 11. Akhirnya saya pun akan pulang naik taksi. Di benak saya terbentuk sebuah ide. Nekat ke bundaran HI, meski tanpa kostum dan mengenakan baju sekolah, untuk mengantarkan uang panitia dan tugas dari Astari. Saya berpikir, mending naik transjakarta atau taksi. Akhirnya pilihan jatuh pada taksi, karena kalau transjakarta, bisa-bisa saya lupa waktu saat di bundaran HI karena keasikan memotret (walau cuma pakai kamera HP) para cosplayer yang ada setelah menyerahkan dua barang itu. Kalau taksi kan time is money, jadi gak akan lupa waktu. Soalnya kalau kelamaan, bisa dicurigai orangtua saya, apalagi saya dengan bodohnya (tindakan yang saya sesali) memberitahukan bahwa saya sudah pulang jam 9.
Taksi pun melaju ke bundaran HI. Sampai di depan hotel Nikko, saya bertemu dengan sosok rambut hijau yang ternyata adalah Shiho Sasaki, teman saya di forum. Ada pula Anggi dan satu lagi yang saya ga tau namanya. Saya pun bertanya kepada mereka dimana Benaya sebagai penanggung jawab pelaksana, sehingga saya bisa memberikan dua barang itu.
Singkatnya, transaksi pun selesai dengan sangat sukses. Saya kembali ke taksi dan melihat acara itu satu persatu. Rasanya senang sekali kalau benar-benar bisa ikut acara itu, sayangnya tak jadi. Saya cuma bisa memandang mereka dari kaca jendela taksi.
Supir taksi yang kebingungan kemudian bertanya pada saya, "Itu acara apaan sih Dek?"
Saya menjawab, "Oh, acara minta sumbangan pakai kostum gitu Pak.. kostum ala Jepang *berusaha menjelaskan dengan bahasa yang dimengerti awam*"
Dan kemudian terjadilah percakapan diantara kami sembari memutari bundaran HI.
"Yang adain siapa dek?"
"Klub Jepang gitu pak... Saya kebetulan ikut..."
"Oh, situ kok ga pake kostum?"
"Saya sekolah sih... *males curhat* Eh bentar ya Pak, berhenti di depan situ tuh *nunjuk ke arah sekumpulan orang yang pake kostum Bleach di depan gedung Indosat kalau ga salah inget*"
Percakapan pun berganti ke saya dan 3 atau 4 cosplayer itu.
Shii (S): *lambaikan tangan* Boleh minta pamfletnya gak?
Cosplayer ga tau namanya 1 (C1): *kasih pamflet*
C1, C2, C3: Makasih dek..
C2: Boleh minta sumbangan juga dek? Buat gempa Jepang..
S: *lol lol lol mereka ga tau saya panitia rupanya XP* Saya Shii... *berharap mereka tau*
C3: Siapa?
S: Shii..
C1, C2, C3: Oh Shii...
C... lupa: Iya inget2 kok...
S: Makasih yah! *lupa, harusnya bilang "Ganbatte" juga...* *tutup kaca jendela*
Kemudian saya pun melihat pamflet yang 69%nya dibuat oleh saya itu dan sisanya diedit lagi. LOL NAMA SAYA MASIH SALAH KETIK! Ya sudahlah...
Saya pun akhirnya mengobrol lagi dengan supir taksi, dari event barusan sampai ke pembicaraan lainnya. Saya membolak-balik pamflet itu berulang kali. Ah, setidaknya ini jadi bukti kalau saya sempat kesana...
Taksi pun menuju rumah saya dengan selamat.
Acara hari pertama sudah berakhir, dan pada saat saya mengepost ini, mungkin acara hari kedua sedang berlangsung atau sudah berakhir, tanpa kehadiran saya.
Saya sudah memaafkan teman saya yang tak datang itu, walau agak kecewa juga karena kostum yang saya sudah siapkan terpaksa harus ditunda untuk diturunkan sampai event setelah UAN. *tau gitu saya bikin headphonenya abis UAN aja dah...*
Setidaknya saya bisa melihat event yang saya nantikan itu dengan mata kepala sendiri meski cuma sebentar, dan bertemu dengan beberapa dari yang saya kenal meski juga cuma sebentar.
Setidaknya, bayangan bahwa saya harus puas dengan hanya melihat foto-foto event itu hilang, dan berganti dengan rasa yang lebih puas dengan tidak melihatnya hanya dalam kamera.
10-15 menit yang sangat berharga dan tidak terlupakan. Ongkos taksi yang setara dengan uang jajan saya seminggu pun rasanya tak ada arti apa-apa dibanding kepuasan yang saya dapatkan.
Hanya bisa berharap, walau saya cuma sebentar hadir disana, semoga hari kedua lebih lancar dari hari pertama, dan lebih ramai!
Impian saya pun berhasil walau tak sepenuhnya...
Komentar