Langsung ke konten utama

Kisah Sedih (?) di Hari Sabtu (3)

Pagi hari, setelah SMS kabar kehadiran teman saya itu, saya langsung meng-SMS Benaya dan berkata agar dia mengambil sumbangan panitia dan tugas dari Astari untuk saya di depan sekolah saya, jam 06.45. Alasannya, karena dia bilang dia tinggal di Kemayoran, jadi kalau ke bundaran HI kemungkinan lewat sekolah saya. Ternyata dia mengalami kendala sehingga singkat cerita uang dan tugas itu tidak bisa diantarkan.
Jam 9, sekolah bubar. Tak ada jemputan yang biasa saya naiki (syukurlah (?)), karena kelas 10 dan 11 pulang jam 11. Akhirnya saya pun akan pulang naik taksi. Di benak saya terbentuk sebuah ide. Nekat ke bundaran HI, meski tanpa kostum dan mengenakan baju sekolah, untuk mengantarkan uang panitia dan tugas dari Astari. Saya berpikir, mending naik transjakarta atau taksi. Akhirnya pilihan jatuh pada taksi, karena kalau transjakarta, bisa-bisa saya lupa waktu saat di bundaran HI karena keasikan memotret (walau cuma pakai kamera HP) para cosplayer yang ada setelah menyerahkan dua barang itu. Kalau taksi kan time is money, jadi gak akan lupa waktu. Soalnya kalau kelamaan, bisa dicurigai orangtua saya, apalagi saya dengan bodohnya (tindakan yang saya sesali) memberitahukan bahwa saya sudah pulang jam 9.

Taksi pun melaju ke bundaran HI. Sampai di depan hotel Nikko, saya bertemu dengan sosok rambut hijau yang ternyata adalah Shiho Sasaki, teman saya di forum. Ada pula Anggi dan satu lagi yang saya ga tau namanya. Saya pun bertanya kepada mereka dimana Benaya sebagai penanggung jawab pelaksana, sehingga saya bisa memberikan dua barang itu.
Singkatnya, transaksi pun selesai dengan sangat sukses. Saya kembali ke taksi dan melihat acara itu satu persatu. Rasanya senang sekali kalau benar-benar bisa ikut acara itu, sayangnya tak jadi. Saya cuma bisa memandang mereka dari kaca jendela taksi.
Supir taksi yang kebingungan kemudian bertanya pada saya, "Itu acara apaan sih Dek?"
Saya menjawab, "Oh, acara minta sumbangan pakai kostum gitu Pak.. kostum ala Jepang *berusaha menjelaskan dengan bahasa yang dimengerti awam*"
Dan kemudian terjadilah percakapan diantara kami sembari memutari bundaran HI.
"Yang adain siapa dek?"
"Klub Jepang gitu pak... Saya kebetulan ikut..."
"Oh, situ kok ga pake kostum?"
"Saya sekolah sih... *males curhat* Eh bentar ya Pak, berhenti di depan situ tuh *nunjuk ke arah sekumpulan orang yang pake kostum Bleach di depan gedung Indosat kalau ga salah inget*"

Percakapan pun berganti ke saya dan 3 atau 4 cosplayer itu.
Shii (S): *lambaikan tangan* Boleh minta pamfletnya gak?
Cosplayer ga tau namanya 1 (C1): *kasih pamflet*
C1, C2, C3: Makasih dek..
C2: Boleh minta sumbangan juga dek? Buat gempa Jepang..
S: *lol lol lol mereka ga tau saya panitia rupanya XP* Saya Shii... *berharap mereka tau*
C3: Siapa?
S: Shii..
C1, C2, C3: Oh Shii...
C... lupa: Iya inget2 kok...
S: Makasih yah! *lupa, harusnya bilang "Ganbatte" juga...* *tutup kaca jendela*

Kemudian saya pun melihat pamflet yang 69%nya dibuat oleh saya itu dan sisanya diedit lagi. LOL NAMA SAYA MASIH SALAH KETIK! Ya sudahlah...
Saya pun akhirnya mengobrol lagi dengan supir taksi, dari event barusan sampai ke pembicaraan lainnya. Saya membolak-balik pamflet itu berulang kali. Ah, setidaknya ini jadi bukti kalau saya sempat kesana...
Taksi pun menuju rumah saya dengan selamat.

Acara hari pertama sudah berakhir, dan pada saat saya mengepost ini, mungkin acara hari kedua sedang berlangsung atau sudah berakhir, tanpa kehadiran saya.
Saya sudah memaafkan teman saya yang tak datang itu, walau agak kecewa juga karena kostum yang saya sudah siapkan terpaksa harus ditunda untuk diturunkan sampai event setelah UAN. *tau gitu saya bikin headphonenya abis UAN aja dah...*
Setidaknya saya bisa melihat event yang saya nantikan itu dengan mata kepala sendiri meski cuma sebentar, dan bertemu dengan beberapa dari yang saya kenal meski juga cuma sebentar.
Setidaknya, bayangan bahwa saya harus puas dengan hanya melihat foto-foto event itu hilang, dan berganti dengan rasa yang lebih puas dengan tidak melihatnya hanya dalam kamera.
10-15 menit yang sangat berharga dan tidak terlupakan. Ongkos taksi yang setara dengan uang jajan saya seminggu pun rasanya tak ada arti apa-apa dibanding kepuasan yang saya dapatkan.
Hanya bisa berharap, walau saya cuma sebentar hadir disana, semoga hari kedua lebih lancar dari hari pertama, dan lebih ramai!
Impian saya pun berhasil walau tak sepenuhnya...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Shii

Setelah melihat blog ini dari awal sampai akhir saya baru menyadari bahwa belum ada entri yang menampilkan tentang profil saya kecuali yang ada di bagian profil. (Buset telat amat nyadarnya!!!) Karenanya saya akan menuliskan entri ini, yah walaupun amat sangat super duper hyper telat sekali banget (ada kata-kata lain yang lebih lebay?) saya akan memperkenalkan secara singkat, siapa sih Shii itu? Shii (atau yang di dunia nyata lebih dikenal dengan sebutan *****-nama disensor-) adalah manusia yang merasa dirinya alien atau sekurang-kurangnya, anak indigo, lah... *untuk yang terakhir ini saya sendiri tidak tahu pasti kebenarannya, jangan-jangan benar anak indigo?* Jika kalian melihat ada seseorang yang dianggap aneh atau merasa dirinya aneh di sekitar kalian, kemungkinan itu adalah Shii. Nama Shii diambil dari nama aslinya yaitu *******. Shii baginya dianggap nama yang simpel namun punya banyak arti. Nama Shii itu sendiri tercetus tidak sengaja ketika sedang melamun di kamarnya pada suatu

Tes Masuk Atmajaya (1)

Daripada freak dengan bilang "saya ikut tes masuk universitas berinisial A" yang sok-sokan disensor, mending saya langsung beberkan saja nama universitasnya, ya... Jadi, pada tanggal 21 November yang lalu, dengan merelakan batalnya photo session dan tidak hadirnya saya ke UNJ (dimana semua forum yang saya ikuti mengadakan gath disana) juga kerja kelompok sekolah, saya mengikuti tes masuk universitas yang punya 2 tempat (satu di sebelah Plaza Semanggi dan satunya lagi di seberang Emporium Pluit) selain di Jogjakarta ini. Karena dalam pikiran saya sudah penuh dengan kata-kata seperti "Kalo ga lulus tes ini, kamu ga bisa ikut bonenkai di RRI tanggal 12 Desember karena harus ikut tes FKG Trisakti" maka saya memutuskan agar meluluskan tes ini. Lagipula, saya sudah punya tekad, kalau saya diterima di suatu universitas, saya akan menjadi anggota klub jejepangan di sana dan menjadi panitia J-event. Dulu Atmajaya pernah mengadakan J-event, jadi tugas saya adalah menghidupkan

Junjou Romantica (Season 1 dan 2)

Sepertinya sudah lumayan lama saya tidak me-review anime, dan sekarang saya kembali akan me-review sebuah anime, kali ini dari genre yaoi/boy's love (BL). Anime ini memang sudah lama (sekitar 2-3 tahun lalu), tapi saya baru menontonnya akhir-akhir ini karena baru sempat mendownload, dan juga saya baru mengenal yaoi sejak pertengahan 2008. Walau temanya yaoi, tapi menurut saya tak ditampilkan terlalu eksplisit seperti halnya anime yaoi pada umumnya. Jadi, yah... cocok untuk segala kalangan, asalkan tidak keberatan dengan tema BL, tentu saja. Cerita dari anime ini berpusat pada 3 pasangan utama yang saling berkaitan satu sama lain, yakni: 1. Junjou Romantica: Misaki Takahashi (mahasiswa tingkat pertama universitas Mitsuhashi jurusan ekonomi) dan Usami Akihiko (penulis novel yang terkenal, memenangkan penghargaan, namun sangat disayangkan (?) beberapa karya novelnya bertemakan BL). Misaki mendapatkan nilai yang jelek saat persiapan tes masuk Universitas Mitsuhashi, jadi Takahiro, kaka