Langsung ke konten utama

Kisah Sedih (?) di Hari Sabtu (1)

Curhatan lagi. Susah untuk menahan diri agar tidak menulis entri ini.
Well, sebenarnya bukan hari Sabtu aja sih. Semuanya berawal dari beberapa hari yang lalu ketika saya menulis ini (Sabtu, 9 April 2011).
Tentang event Jepang yang unik dan lain dari biasanya, bernama "Pray for Japan Tsunami and Nuclear Victims" yang diadakan 9-10 April 2011.
Tapi kok sedih (?), ya?
Bagaimana ceritanya? Ini dia!

Semenjak mendengar berita tentang gempa Jepang lewat twitter, saya tergerak untuk mengikuti perkembangan berita bencana tersebut, mengingat bencana tersebut sangat besar dan Jepang adalah negara kesukaan saya selain Indonesia tentunya. Namun, amat sangat disayangkan, waktu itu belum ada pihak yang berbaik hati membuka penyaluran bantuan untuk korban bencana gempa-tsunami-radiasi nuklir disana. Kalaupun ada, belum heboh-heboh amat seperti misalnya digembar-gemborkan di media online.
Nah, saat itu, saya berpikir, sebagai otaku tingkat menengah dan cosplayer tingkat awal, saya seharusnya berbuat sesuatu untuk membantu mereka. Apalagi kerugiannya sangat besar dan katanya, Jepang cuma mau menerima bantuan dari Indonesia dan Amerika Serikat. Lalu saya pun menemukan ide brilian! "Meminta sumbangan dari masyarakat untuk korban bencana gempa Jepang dengan kostum cosplay"!
Langsung saya menghubungi salah satu kameko yang lumayan sering kontak dengan saya yakni Pak Benaya Bonaventura. Saya pun menjelaskan ide yang menurut saya brilian itu. Dia setuju, dan kami pun mendiskusikan tentang acara tersebut.
Waktu berlalu. Saat saya iseng-iseng membuka beranda Facebook, mata saya tanpa sengaja menangkap wall to wall Anggi Damania dan Kaname Shouren. Setelah saya iseng-iseng membaca *dibunuh dua orang bersangkutan*, saya pun menyadari bahwa mereka sedang mendiskusikan acara yang nyaris serupa dengan yang saya dan Benaya diskusikan waktu itu. Langsunglah saya mengajak mereka merge project.
Dibuatlah note tentang acara itu. Panitia pun mendaftar satu persatu. Setelah diskusi sana-sini, dibuatlah keputusan bahwa acara diadakan antara 9 atau 10 April. Acaranya bernama "Pray for Japan Tsunami and Nuclear Victims". Lalu dibuatlah event FBnya oleh saya sendiri dan juga grupnya oleh salah satu panitia. Panitia pun makin bertambah.
Sejak saat itu kesibukan mulai terjadi. Mulai dari panitia humas yang minta izin sana-sini, dari kepolisian sampai Japan Foundation. Yang lain pun sibuk dengan tugasnya masing-masing. Membuat proposal, mengatur dana, dsb. Jika ada hal yang diperlukan, didiskusikan di grup FB. Sementara itu, attending list terus dan terus bertambah.
25 Maret, saya, Benaya, Kaname, Anggi, Astari, Kuro, Boman, Syd, dan panitia lainnya *plak* ikut rapat di GI. Sayang saya cuma bisa ikut sangat sebentar karena ada ujian. Namun ada beberapa hal yang bisa saya dapatkan dari sana. Yang penting: izin harus turun!
Dan sambil menunggu izin turun, kami pun terus mempersiapkan acara tersebut. Bagaimanakah kelanjutannya? Bersambung ke bagian kedua!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Shii

Setelah melihat blog ini dari awal sampai akhir saya baru menyadari bahwa belum ada entri yang menampilkan tentang profil saya kecuali yang ada di bagian profil. (Buset telat amat nyadarnya!!!) Karenanya saya akan menuliskan entri ini, yah walaupun amat sangat super duper hyper telat sekali banget (ada kata-kata lain yang lebih lebay?) saya akan memperkenalkan secara singkat, siapa sih Shii itu? Shii (atau yang di dunia nyata lebih dikenal dengan sebutan *****-nama disensor-) adalah manusia yang merasa dirinya alien atau sekurang-kurangnya, anak indigo, lah... *untuk yang terakhir ini saya sendiri tidak tahu pasti kebenarannya, jangan-jangan benar anak indigo?* Jika kalian melihat ada seseorang yang dianggap aneh atau merasa dirinya aneh di sekitar kalian, kemungkinan itu adalah Shii. Nama Shii diambil dari nama aslinya yaitu *******. Shii baginya dianggap nama yang simpel namun punya banyak arti. Nama Shii itu sendiri tercetus tidak sengaja ketika sedang melamun di kamarnya pada suatu

Tes Masuk Atmajaya (1)

Daripada freak dengan bilang "saya ikut tes masuk universitas berinisial A" yang sok-sokan disensor, mending saya langsung beberkan saja nama universitasnya, ya... Jadi, pada tanggal 21 November yang lalu, dengan merelakan batalnya photo session dan tidak hadirnya saya ke UNJ (dimana semua forum yang saya ikuti mengadakan gath disana) juga kerja kelompok sekolah, saya mengikuti tes masuk universitas yang punya 2 tempat (satu di sebelah Plaza Semanggi dan satunya lagi di seberang Emporium Pluit) selain di Jogjakarta ini. Karena dalam pikiran saya sudah penuh dengan kata-kata seperti "Kalo ga lulus tes ini, kamu ga bisa ikut bonenkai di RRI tanggal 12 Desember karena harus ikut tes FKG Trisakti" maka saya memutuskan agar meluluskan tes ini. Lagipula, saya sudah punya tekad, kalau saya diterima di suatu universitas, saya akan menjadi anggota klub jejepangan di sana dan menjadi panitia J-event. Dulu Atmajaya pernah mengadakan J-event, jadi tugas saya adalah menghidupkan

Junjou Romantica (Season 1 dan 2)

Sepertinya sudah lumayan lama saya tidak me-review anime, dan sekarang saya kembali akan me-review sebuah anime, kali ini dari genre yaoi/boy's love (BL). Anime ini memang sudah lama (sekitar 2-3 tahun lalu), tapi saya baru menontonnya akhir-akhir ini karena baru sempat mendownload, dan juga saya baru mengenal yaoi sejak pertengahan 2008. Walau temanya yaoi, tapi menurut saya tak ditampilkan terlalu eksplisit seperti halnya anime yaoi pada umumnya. Jadi, yah... cocok untuk segala kalangan, asalkan tidak keberatan dengan tema BL, tentu saja. Cerita dari anime ini berpusat pada 3 pasangan utama yang saling berkaitan satu sama lain, yakni: 1. Junjou Romantica: Misaki Takahashi (mahasiswa tingkat pertama universitas Mitsuhashi jurusan ekonomi) dan Usami Akihiko (penulis novel yang terkenal, memenangkan penghargaan, namun sangat disayangkan (?) beberapa karya novelnya bertemakan BL). Misaki mendapatkan nilai yang jelek saat persiapan tes masuk Universitas Mitsuhashi, jadi Takahiro, kaka