Langsung ke konten utama

Hasil Tes Bakat

Beberapa hari yang lalu saya menerima hasil tes bakat, yang sudah saya ceritakan di beberapa entri sebelumnya.
Hasilnya, fakultas yang saya pilih sama persis dengan apa yang saya inginkan. Hanya saja, urutannya berbeda. Fakultas sastra di posisi pertama, disusul fakultas bioteknologi dan teknik kimia. Menyedihkan sekaligus miris, bukan? Anak IPA kok paling cocok masuk sastra.... *plak*
Kalaupun mau sastra, saya maunya Sastra Jepang atau Indonesia, di UI. Alasannya, selain itu universitas top 5 Indonesia yang paling dekat tempat tinggal saya, saya juga terlanjur ikut BTA. Lagipula, UI sudah terkenal sebagai penyelenggara event tahunan Jepang kedua terbesar di Indonesia setelah Jak Japan Matsuri: Gelar Jepang UI. Saya tak tahu anak diluar jurusan Sasjep boleh ikut jadi panitia GJUI atau tidak sih... Tapi maunya, walau harus masuk FK (yang ini pilihan ortu) sekalipun, tetap boleh jadi panitia GJUI... XD
Tentunya akan sangat menyenangkan jika seorang otaku dan hikikomori tingkat menengah boleh bekerja di bidang yang berbau kejepangan, entah jadi penerjemah, pembuat buku, atau bahkan... kerja di majalah tentang kejepangan yang kantornya di Bandung itu!!! *tau kan apa*
Dan Sastra Indonesia tentunya sangat berguna untuk mengembangkan keterampilan menulis saya, walaupun saya tahu bahwa alumni Sastra Indonesia dianggap "tidak menjanjikan", dan banyak juga penulis yang waktu kuliah tidak mengambil jurusan sastra tapi tetap menjadi penulis terkenal == *ngomong apa sih saya*

Tentang minat, di sana dikatakan bahwa saya paling menyukai 3 bidang yang semuanya menggunakan otak kanan: sastra, seni, dan musik. Sangat tepat, secara hobi saya memang di sana (membaca, menulis, menggambar, mendengarkan musik, dan sekarang lagi senang-senangnya men-cover lagu dengan software Vocaloid). Dan bidang yang tidak saya sukai.... hmmm... saya lupa, dan malas melihat hasil tes bakatnya. XD

Lalu di sana ternyata juga ada hasil tes IQ. Tidak disangka saudara-saudara, IQ saya 137! Saya jadi curiga apa hasil tes ini tertukar dengan yang lain yah... Secara saya tidak pintar-pintar amat di sekolah (kecuali waktu SD dimana nilai-nilai saya mirip dengan tokoh utama serial novel yang sedang saya kerjakan). Ada yang bilang kalau makin tua seseorang, IQ nya semakin menurun. Apa ini berarti... waktu SD dulu IQ saya >150? Hmm... mungkin saja ==a

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Shii

Setelah melihat blog ini dari awal sampai akhir saya baru menyadari bahwa belum ada entri yang menampilkan tentang profil saya kecuali yang ada di bagian profil. (Buset telat amat nyadarnya!!!) Karenanya saya akan menuliskan entri ini, yah walaupun amat sangat super duper hyper telat sekali banget (ada kata-kata lain yang lebih lebay?) saya akan memperkenalkan secara singkat, siapa sih Shii itu? Shii (atau yang di dunia nyata lebih dikenal dengan sebutan *****-nama disensor-) adalah manusia yang merasa dirinya alien atau sekurang-kurangnya, anak indigo, lah... *untuk yang terakhir ini saya sendiri tidak tahu pasti kebenarannya, jangan-jangan benar anak indigo?* Jika kalian melihat ada seseorang yang dianggap aneh atau merasa dirinya aneh di sekitar kalian, kemungkinan itu adalah Shii. Nama Shii diambil dari nama aslinya yaitu *******. Shii baginya dianggap nama yang simpel namun punya banyak arti. Nama Shii itu sendiri tercetus tidak sengaja ketika sedang melamun di kamarnya pada suatu

Tes Masuk Atmajaya (1)

Daripada freak dengan bilang "saya ikut tes masuk universitas berinisial A" yang sok-sokan disensor, mending saya langsung beberkan saja nama universitasnya, ya... Jadi, pada tanggal 21 November yang lalu, dengan merelakan batalnya photo session dan tidak hadirnya saya ke UNJ (dimana semua forum yang saya ikuti mengadakan gath disana) juga kerja kelompok sekolah, saya mengikuti tes masuk universitas yang punya 2 tempat (satu di sebelah Plaza Semanggi dan satunya lagi di seberang Emporium Pluit) selain di Jogjakarta ini. Karena dalam pikiran saya sudah penuh dengan kata-kata seperti "Kalo ga lulus tes ini, kamu ga bisa ikut bonenkai di RRI tanggal 12 Desember karena harus ikut tes FKG Trisakti" maka saya memutuskan agar meluluskan tes ini. Lagipula, saya sudah punya tekad, kalau saya diterima di suatu universitas, saya akan menjadi anggota klub jejepangan di sana dan menjadi panitia J-event. Dulu Atmajaya pernah mengadakan J-event, jadi tugas saya adalah menghidupkan

Junjou Romantica (Season 1 dan 2)

Sepertinya sudah lumayan lama saya tidak me-review anime, dan sekarang saya kembali akan me-review sebuah anime, kali ini dari genre yaoi/boy's love (BL). Anime ini memang sudah lama (sekitar 2-3 tahun lalu), tapi saya baru menontonnya akhir-akhir ini karena baru sempat mendownload, dan juga saya baru mengenal yaoi sejak pertengahan 2008. Walau temanya yaoi, tapi menurut saya tak ditampilkan terlalu eksplisit seperti halnya anime yaoi pada umumnya. Jadi, yah... cocok untuk segala kalangan, asalkan tidak keberatan dengan tema BL, tentu saja. Cerita dari anime ini berpusat pada 3 pasangan utama yang saling berkaitan satu sama lain, yakni: 1. Junjou Romantica: Misaki Takahashi (mahasiswa tingkat pertama universitas Mitsuhashi jurusan ekonomi) dan Usami Akihiko (penulis novel yang terkenal, memenangkan penghargaan, namun sangat disayangkan (?) beberapa karya novelnya bertemakan BL). Misaki mendapatkan nilai yang jelek saat persiapan tes masuk Universitas Mitsuhashi, jadi Takahiro, kaka