Langsung ke konten utama

Review Single UVERworld: Kanashimi wa Kitto

Acoustic edition. Itulah kesan pertama yang saya dapatkan ketika mendengar ketiga lagu yang terdapat di single UVERworld terbaru ini. Saya baru mendownloadnya pagi tadi sebelum artikel ini ditulis (1 November 2009 malam), padahal sudah beberapa hari lamanya single ini keluar. Single yang covernya bergambar pohon ini entah kenapa mengingatkan saya pada lambang sila ketiga Pancasila, yaitu pohon beringin. Mungkin ini juga disebabkan karena single ini keluar pada 28 Oktober yang notabene adalah Hari Sumpah Pemuda. *apa hubungannya coba?*

Tadinya saya mau membuat first impressionnya seperti pada waktu single GO-ON, tapi karena saya sudah mendengar Kanashimi wa Kitto sebanyak 2 kali, jadi ya tidak bisa disebut first impression lagi.

1. Kanashimi wa Kitto
Lagu utama yang menjadi judul single ini. Awal dari lagu ini adalah akustik yang mengingatkan saya pada Mikageishi, tapi kemudian pada detik ke-24 dan seterusnya, kesan yang saya dapat ketika mendengar lagu ini adalah, lagu ini mirip dengan lagu earthy world, walaupun tak mirip-mirip amat. Sebenarnya lagunya bagus untuk ukuran lagu UVERworld, tapi entah kenapa Takuya (vokalis UVERworld) di lagu ini agak... hmm... bagaimana ya... seperti kehilangan vibrant-nya, jadi sewaktu mendengarkan lagu ini agak disayangkan karena di lagu ini sependengaran saya Takuya sama sekali tak kedengaran vibrant-nya, tak seperti beberapa lagu sebelumnya.

Nilai: 7,9/10

2. Gekiha
Lagu kedua yang penuh kejutan dan termasuk khas diantara lagu UVERworld. Seperti yang saya bilang tadi, acoustic edition, di lagu ini juga dilengkapi dengan iringan gitar akustik. Saya sendiri bingung lagu ini mirip dengan lagu UVERworld yang mana. Dan kesan saat saya mendengar lagu ini, tak bisa saya jelaskan dengan kata-kata...

Nilai: 7,85/10

3. Mikageishi Single Version
Salah satu lagu yang paling saya sukai di AwakEVE ini menurut saya memang sangat cocok jika dimasukkan ke dalam single. Dari segi lirik sepertinya tidak ada perubahan, akan tetapi di bagian awal dimulai dari bagian reff dan dinyanyikan mula-mula acapella, kemudian diiringi dengan biola. Di bagian awal di versi album (ikiteku nagare dst...) tidak ada perubahan dengan versi singlenya, namun di bagian reff dan seterusnya sampai selesai barulah kita merasakan perubahannya. Ada iringan biola di sepanjang lagu. Entah kenapa, mau tidak mau saya langsung teringat pada lagu "I'll Be" dari YUI (salah satu penyanyi Jepang favorit saya), dimana di lagu itu juga menggabungkan gitar akustik dan biola. Tapi, sebenarnya single version Mikageishi ini membuat saya lebih menyukai lagi lagu ini, apalagi ditambah dengan lirik yang artinya mendalam.

Nilai: 7,95/10

Haha... Persaingan ketiga lagu di single kali ini cukup ketat... tidak seperti GO-ON yang dari kesan pertamanya, sudah bisa saya tentukan mana lagu favorit saya. Tapi harus saya akui, semakin lama UVERworld semakin bagus dalam mengeluarkan single... ^^

Komentar

cwo16tahun mengatakan…
wah kebetulan ngefans juga sma uverworld,,tq yah kk atas review`y

Postingan populer dari blog ini

Tentang Shii

Setelah melihat blog ini dari awal sampai akhir saya baru menyadari bahwa belum ada entri yang menampilkan tentang profil saya kecuali yang ada di bagian profil. (Buset telat amat nyadarnya!!!) Karenanya saya akan menuliskan entri ini, yah walaupun amat sangat super duper hyper telat sekali banget (ada kata-kata lain yang lebih lebay?) saya akan memperkenalkan secara singkat, siapa sih Shii itu? Shii (atau yang di dunia nyata lebih dikenal dengan sebutan *****-nama disensor-) adalah manusia yang merasa dirinya alien atau sekurang-kurangnya, anak indigo, lah... *untuk yang terakhir ini saya sendiri tidak tahu pasti kebenarannya, jangan-jangan benar anak indigo?* Jika kalian melihat ada seseorang yang dianggap aneh atau merasa dirinya aneh di sekitar kalian, kemungkinan itu adalah Shii. Nama Shii diambil dari nama aslinya yaitu *******. Shii baginya dianggap nama yang simpel namun punya banyak arti. Nama Shii itu sendiri tercetus tidak sengaja ketika sedang melamun di kamarnya pada suatu

Tes Masuk Atmajaya (1)

Daripada freak dengan bilang "saya ikut tes masuk universitas berinisial A" yang sok-sokan disensor, mending saya langsung beberkan saja nama universitasnya, ya... Jadi, pada tanggal 21 November yang lalu, dengan merelakan batalnya photo session dan tidak hadirnya saya ke UNJ (dimana semua forum yang saya ikuti mengadakan gath disana) juga kerja kelompok sekolah, saya mengikuti tes masuk universitas yang punya 2 tempat (satu di sebelah Plaza Semanggi dan satunya lagi di seberang Emporium Pluit) selain di Jogjakarta ini. Karena dalam pikiran saya sudah penuh dengan kata-kata seperti "Kalo ga lulus tes ini, kamu ga bisa ikut bonenkai di RRI tanggal 12 Desember karena harus ikut tes FKG Trisakti" maka saya memutuskan agar meluluskan tes ini. Lagipula, saya sudah punya tekad, kalau saya diterima di suatu universitas, saya akan menjadi anggota klub jejepangan di sana dan menjadi panitia J-event. Dulu Atmajaya pernah mengadakan J-event, jadi tugas saya adalah menghidupkan

Junjou Romantica (Season 1 dan 2)

Sepertinya sudah lumayan lama saya tidak me-review anime, dan sekarang saya kembali akan me-review sebuah anime, kali ini dari genre yaoi/boy's love (BL). Anime ini memang sudah lama (sekitar 2-3 tahun lalu), tapi saya baru menontonnya akhir-akhir ini karena baru sempat mendownload, dan juga saya baru mengenal yaoi sejak pertengahan 2008. Walau temanya yaoi, tapi menurut saya tak ditampilkan terlalu eksplisit seperti halnya anime yaoi pada umumnya. Jadi, yah... cocok untuk segala kalangan, asalkan tidak keberatan dengan tema BL, tentu saja. Cerita dari anime ini berpusat pada 3 pasangan utama yang saling berkaitan satu sama lain, yakni: 1. Junjou Romantica: Misaki Takahashi (mahasiswa tingkat pertama universitas Mitsuhashi jurusan ekonomi) dan Usami Akihiko (penulis novel yang terkenal, memenangkan penghargaan, namun sangat disayangkan (?) beberapa karya novelnya bertemakan BL). Misaki mendapatkan nilai yang jelek saat persiapan tes masuk Universitas Mitsuhashi, jadi Takahiro, kaka