15 Juni: evaluasi tata tertib, ekskul, dan pengenalan dunia kerja dari masing2 kelas. Khusus untuk ekskul, tentu saja kelas yang dimaksud adalah kelas saat melakukan ekskul. Dan pada pengenalan dunia kerja, evaluasi diadakan dalam kelompok2 kecil pada saat pengenalan dunia kerja diadakan.
16 Juni: evaluasi tata tertib untuk 1 sekolah (kelas X dan XI). Setelah itu, kami dikumpulkan di aula untuk pengarahan kegiatan tea walk dan bersih2 kelas. Kemudian siang harinya kami berada di kelas untuk mendiskusikan kegiatan tanggal 17 Juni yaitu tea walk di daerah Gunung Mas. Tapi sebenarnya sih lebih banyak nganggurnya..
Kami membuat yel2 kelas untuk di Gunung Mas, mau memakai pakaian apa ke sana, dll..
17 Juni: pergi ke Gunung Mas. Kami naik bus pariwisata yang semuanya berjumlah 8 buah. Perjalanan dari sekolah ke tempat tujuan memakan waktu kira2 2 jam, dan memang agak sedikit macet, walau memang tidak semacet pada hari Minggu, 21 Juni (entri menyusul). Sampai di sana, kami dikumpulkan di semacam lapangan bola. Lalu, setelah memainkan games yang menurut saya kurang efektif (mungkin karena permainan tersebut sudah berkali2 dimainkan jadi anak2 tak niat main), kami berangkat. Keberangkatan dilakukan per kelas dan tidak berurutan alias diacak. Kelas saya sendiri berangkat pada urutan nomor 3 dari akhir. Secara umum jalanan saat di kebun teh agak menanjak dan berbatu. Tapi rute yang ditempuh sangat pendek jadi kesan menyenangkannya kurang terasa. Apalagi kami terlalu banyak istirahat karena terlalu banyak yang mengikuti tea walk sehingga perjalanan menjadi tersendat. Game yang ada juga terlalu sederhana, tidak ada permainan seperti flying fox dll.
Setelah kembali dari tea walk, kami semua berkumpul untuk makan siang + bermain layangan. Tapi menurut kelas saya yang kebetulan tiba paling akhir, waktu makan siang dan bermain layangan itu terlalu singkat. Bahkan ada yang tak sempat bermain layangan.
Kami pun pulang ke Jakarta dengan kesan yang biasa2 saja. Semoga tahun depan acara tea walk dapat dikemas lebih menarik lagi.
18 Juni: bersih2 kelas. Sayangnya saya tidak masuk sehingga saya tak dapat menuliskan liputan untuk yang 1 ini.
19 Juni: pembagian rapor. Pagi2 kami semua dikumpulkan di kelas, dan menunggu orangtua selesai diberi pengarahan (yang sebenarnya diselingi dengan acara pertunjukan juga). Akhirnya orangtua selesai diberi pengarahan dan mereka semua masuk kelas kami, sementara kami menunggu di luar. Sebelumnya, kami diberitahu bahwa banyak diantara kami yang tak mendapatkan jurusan yang kami inginkan. Karenanya, kami dapat menghubungi petugas sekolah untuk mendapat nomor urut yang nantinya digunakan untuk menghadap ke kepala sekolah, meminta agar jurusan yang didapat sesuai dengan yang kami inginkan.
Rapor dibagi satu-persatu sesuai nomor absen. Karena nomor absen saya di tengah2 maka saya tidak mengikuti sampai akhir. Ketika tiba giliran saya, saya pun masuk ke dalam kelas dan duduk bersama orangtua saya. Ternyata saya mendapat jurusan Bahasa (sebenarnya sih sesuai dengan yang saya inginkan), tapi orangtua saya memaksa masuk IPA, akhirnya saya mengantri ke petugas sekolah untuk menghadap kepala sekolah.
Sambil menunggu menghadap kepala sekolah, saya melihat2 rapor saya. Sebenarnya lumayan bagus, tapi entah kenapa fisikanya nyaris 70 *saya tak bisa memberitahukan nilai saya untuk fisika*.. mungkin karena ulangan umumnya kali ya? padahal saya sudah yakin ulangan umum akan mendapatkan nilai bagus karena soalnya copy paste dari soal2 ulangan harian.. lain kali saya akan lebih serius dalam menghafalkan jawaban XP
Saya pun melihat komentar guru. Biasa saja sih, tapi yang mengherankan adalah komentar dari guru Bahasa Indonesia yang mengatakan bahwa untuk menulis saya masih harus banyak berlatih. Sekadar info, saya (dan 14 teman saya) sudah punya 1 buku, kumpulan cerpen, yang sudah naik cetak. Iya sih memang harus berlatih lagi, tapi masalahnya, guru itu mengganti nilai saya dari yang semula 83 menjadi 69. Apakah itu bukan salah satu bentuk kecurangan?
Kemudian singkat cerita, saya menghadap kepala sekolah dan akhirnya dituliskan bahwa saya masuk IPA T.T
20 Juni: pengembalian rapor. Anak2 harus memfotokopi terlebih dahulu rapor, karena sekolah tidak bertanggungjawab kalau misalnya di tengah2 semester anak itu meminta rapor dari sekolah untuk difotocopy karena akan beasiswa ke luar negeri, dsb. Ketika saya mengecek rapor saya, ternyata rapor tersebut belum ditandatangan. Untung orangtua saya masih berada di dekat lingkungan sekolah sehingga saya dapat meminta tanda tangannya.
Setelah itu, kami dalam 1 kelas dikelompokkan menjadi anak2 yang akan masuk jurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Kami pun membayar buku2 pesanan kami, mengambilnya, dan kemudian mengeceknya. Tapi itu tak sesimpel kedengarannya, karena antrian untuk mengambil buku amat sangat lama. Mungkin karena tempat pengambilan buku sangat kecil yaitu di laboratorium. Menurut saya, lain kali pengambilan buku dilakukan di aula atau di sepanjang lorong2 kelas sehingga antrian tak terjadi begitu lama. Dan juga, pembayaran untuk buku dari tiap jurusan tidak dilakukan di depan pintu masuk ruangan sehingga menghambat jalannya antrian.
16 Juni: evaluasi tata tertib untuk 1 sekolah (kelas X dan XI). Setelah itu, kami dikumpulkan di aula untuk pengarahan kegiatan tea walk dan bersih2 kelas. Kemudian siang harinya kami berada di kelas untuk mendiskusikan kegiatan tanggal 17 Juni yaitu tea walk di daerah Gunung Mas. Tapi sebenarnya sih lebih banyak nganggurnya..
Kami membuat yel2 kelas untuk di Gunung Mas, mau memakai pakaian apa ke sana, dll..
17 Juni: pergi ke Gunung Mas. Kami naik bus pariwisata yang semuanya berjumlah 8 buah. Perjalanan dari sekolah ke tempat tujuan memakan waktu kira2 2 jam, dan memang agak sedikit macet, walau memang tidak semacet pada hari Minggu, 21 Juni (entri menyusul). Sampai di sana, kami dikumpulkan di semacam lapangan bola. Lalu, setelah memainkan games yang menurut saya kurang efektif (mungkin karena permainan tersebut sudah berkali2 dimainkan jadi anak2 tak niat main), kami berangkat. Keberangkatan dilakukan per kelas dan tidak berurutan alias diacak. Kelas saya sendiri berangkat pada urutan nomor 3 dari akhir. Secara umum jalanan saat di kebun teh agak menanjak dan berbatu. Tapi rute yang ditempuh sangat pendek jadi kesan menyenangkannya kurang terasa. Apalagi kami terlalu banyak istirahat karena terlalu banyak yang mengikuti tea walk sehingga perjalanan menjadi tersendat. Game yang ada juga terlalu sederhana, tidak ada permainan seperti flying fox dll.
Setelah kembali dari tea walk, kami semua berkumpul untuk makan siang + bermain layangan. Tapi menurut kelas saya yang kebetulan tiba paling akhir, waktu makan siang dan bermain layangan itu terlalu singkat. Bahkan ada yang tak sempat bermain layangan.
Kami pun pulang ke Jakarta dengan kesan yang biasa2 saja. Semoga tahun depan acara tea walk dapat dikemas lebih menarik lagi.
18 Juni: bersih2 kelas. Sayangnya saya tidak masuk sehingga saya tak dapat menuliskan liputan untuk yang 1 ini.
19 Juni: pembagian rapor. Pagi2 kami semua dikumpulkan di kelas, dan menunggu orangtua selesai diberi pengarahan (yang sebenarnya diselingi dengan acara pertunjukan juga). Akhirnya orangtua selesai diberi pengarahan dan mereka semua masuk kelas kami, sementara kami menunggu di luar. Sebelumnya, kami diberitahu bahwa banyak diantara kami yang tak mendapatkan jurusan yang kami inginkan. Karenanya, kami dapat menghubungi petugas sekolah untuk mendapat nomor urut yang nantinya digunakan untuk menghadap ke kepala sekolah, meminta agar jurusan yang didapat sesuai dengan yang kami inginkan.
Rapor dibagi satu-persatu sesuai nomor absen. Karena nomor absen saya di tengah2 maka saya tidak mengikuti sampai akhir. Ketika tiba giliran saya, saya pun masuk ke dalam kelas dan duduk bersama orangtua saya. Ternyata saya mendapat jurusan Bahasa (sebenarnya sih sesuai dengan yang saya inginkan), tapi orangtua saya memaksa masuk IPA, akhirnya saya mengantri ke petugas sekolah untuk menghadap kepala sekolah.
Sambil menunggu menghadap kepala sekolah, saya melihat2 rapor saya. Sebenarnya lumayan bagus, tapi entah kenapa fisikanya nyaris 70 *saya tak bisa memberitahukan nilai saya untuk fisika*.. mungkin karena ulangan umumnya kali ya? padahal saya sudah yakin ulangan umum akan mendapatkan nilai bagus karena soalnya copy paste dari soal2 ulangan harian.. lain kali saya akan lebih serius dalam menghafalkan jawaban XP
Saya pun melihat komentar guru. Biasa saja sih, tapi yang mengherankan adalah komentar dari guru Bahasa Indonesia yang mengatakan bahwa untuk menulis saya masih harus banyak berlatih. Sekadar info, saya (dan 14 teman saya) sudah punya 1 buku, kumpulan cerpen, yang sudah naik cetak. Iya sih memang harus berlatih lagi, tapi masalahnya, guru itu mengganti nilai saya dari yang semula 83 menjadi 69. Apakah itu bukan salah satu bentuk kecurangan?
Kemudian singkat cerita, saya menghadap kepala sekolah dan akhirnya dituliskan bahwa saya masuk IPA T.T
20 Juni: pengembalian rapor. Anak2 harus memfotokopi terlebih dahulu rapor, karena sekolah tidak bertanggungjawab kalau misalnya di tengah2 semester anak itu meminta rapor dari sekolah untuk difotocopy karena akan beasiswa ke luar negeri, dsb. Ketika saya mengecek rapor saya, ternyata rapor tersebut belum ditandatangan. Untung orangtua saya masih berada di dekat lingkungan sekolah sehingga saya dapat meminta tanda tangannya.
Setelah itu, kami dalam 1 kelas dikelompokkan menjadi anak2 yang akan masuk jurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Kami pun membayar buku2 pesanan kami, mengambilnya, dan kemudian mengeceknya. Tapi itu tak sesimpel kedengarannya, karena antrian untuk mengambil buku amat sangat lama. Mungkin karena tempat pengambilan buku sangat kecil yaitu di laboratorium. Menurut saya, lain kali pengambilan buku dilakukan di aula atau di sepanjang lorong2 kelas sehingga antrian tak terjadi begitu lama. Dan juga, pembayaran untuk buku dari tiap jurusan tidak dilakukan di depan pintu masuk ruangan sehingga menghambat jalannya antrian.
Komentar