Langsung ke konten utama

Dipaksa Masuk IPA!!!!

Semuanya berawal dari Rabu, 15 April yang lalu..
Kami dikumpulkan di aula lantai 3 sekolah kami dan diberi pengarahan tentang pemilihan jurusan..
Pertama, ada wakil dari kelas 11 IPA, IPS, dan Bahasa yang men-share-kan pengalaman mereka soal jurusan mereka masing-masing..
Lalu dibagikan selebaran pemilihan jurusan..
Guru kami berkata..
"Pilihlah yang sesuai dengan keinginan kalian, jangan memilih suatu jurusan karena paksaan dari orang lain/kondisi!! Semua jurusan baik adanya dan memiliki masa depan yang menjanjikan"..
Selebaran pemilihan jurusan itu adalah selebaran terakhir.. Setelah mengisi jurusan itu, tidak boleh diganggu gugat!
Lalu saya pulang ke rumah dan menunjukannya pada orang tua saya..
Menjelang sore sekitar pukul 18.00 WIB, orangtua saya datang ke kamar saya, menyerahkan selebaran yang sudah diisi..
Seharusnya pilihan pertama dan kedua diisi oleh 2 jurusan yang berbeda..
Saya sih sebenarnya maunya IPA dan Bahasa..
Mengapa?
Karena saya tidak mau lagi bertemu dengan pelajaran2 IPS dan terutama... gurunya....
Tapi apakah yang terjadi?
Pilihan pertama.. IPA..
pilihan kedua.. "-" alias DIKOSONGKAN!!!
APA-APAAN INI?!
langsung saya protes..

keesokan paginya..
alias tadi pagi..
saya omongin masalah saya tadi ke ayah saya..
dan dia bilang..
"Kami takut kau tak menjadi orang benar"
Memangnya saya sekarang bukan orang benar????
Memang sih saya aneh, tapi bukan berarti saya orang (maaf)gila kan?
Terus ia juga bilang..
"Kalau kamu masuk IPA, kamu tetap bisa jadi penulis , tapi hanya untuk sambilan.."
Tidak!!!
Mungkin dia ga tau kalau ada 2 jenis penulis..
Penulis part time.. yakni penulis yang biasanya di usia sekolah atau kuliah dan hanya menulis novel untuk tambahan penghasilan saja..
Penulis full time.. penulis yang sudah benar2 memantapkan hatinya untuk menulis.. alias pekerjaan utamanya adalah menulis..
Saya ingin menjadi yang kedua...

Yah intinya..
*karena terlalu panjang disingkat saja*
Saya belum berhasil meyakinkan orangtua saya bahwa masuk Bahasa tak selamanya tak menjanjikan....

Komentar

Dashite[D] mengatakan…
"Kalau kamu masuk IPA, kamu tetap bisa jadi penulis , tapi hanya untuk sambilan.."

bener bgt itu...

Kl masuk IPA kan bisa dapet lapangan kerja dmn2... lbh luas, tp msh bisa tetep jadi penulis kan?

Kl masuk Bahasa seh kurang luas lapangan pekerjaannya gtu...
Anonim mengatakan…
hmmm, maaf kalo gw ikud campur, tapi kayaknya ortu lo ngga berhak ngomong gitu deh =.=;;

mending lo agak ngeberontak dikid, soalnya itu masa depan LO, bukan masa depan MEREKA. Kayak gw, emak gw selalu ngomong kalo gw ntuh lebih cocok masuk IPA, tapi gw maw IPS secara gw maw masuk komputerisasi akuntansi.

Jadi, gw tetep nulis IPS BAHASA tuh kemaren. Hahaha.
Bodo amed deh ama mereka :P

Postingan populer dari blog ini

Tentang Shii

Setelah melihat blog ini dari awal sampai akhir saya baru menyadari bahwa belum ada entri yang menampilkan tentang profil saya kecuali yang ada di bagian profil. (Buset telat amat nyadarnya!!!) Karenanya saya akan menuliskan entri ini, yah walaupun amat sangat super duper hyper telat sekali banget (ada kata-kata lain yang lebih lebay?) saya akan memperkenalkan secara singkat, siapa sih Shii itu? Shii (atau yang di dunia nyata lebih dikenal dengan sebutan *****-nama disensor-) adalah manusia yang merasa dirinya alien atau sekurang-kurangnya, anak indigo, lah... *untuk yang terakhir ini saya sendiri tidak tahu pasti kebenarannya, jangan-jangan benar anak indigo?* Jika kalian melihat ada seseorang yang dianggap aneh atau merasa dirinya aneh di sekitar kalian, kemungkinan itu adalah Shii. Nama Shii diambil dari nama aslinya yaitu *******. Shii baginya dianggap nama yang simpel namun punya banyak arti. Nama Shii itu sendiri tercetus tidak sengaja ketika sedang melamun di kamarnya pada suatu

Tes Masuk Atmajaya (1)

Daripada freak dengan bilang "saya ikut tes masuk universitas berinisial A" yang sok-sokan disensor, mending saya langsung beberkan saja nama universitasnya, ya... Jadi, pada tanggal 21 November yang lalu, dengan merelakan batalnya photo session dan tidak hadirnya saya ke UNJ (dimana semua forum yang saya ikuti mengadakan gath disana) juga kerja kelompok sekolah, saya mengikuti tes masuk universitas yang punya 2 tempat (satu di sebelah Plaza Semanggi dan satunya lagi di seberang Emporium Pluit) selain di Jogjakarta ini. Karena dalam pikiran saya sudah penuh dengan kata-kata seperti "Kalo ga lulus tes ini, kamu ga bisa ikut bonenkai di RRI tanggal 12 Desember karena harus ikut tes FKG Trisakti" maka saya memutuskan agar meluluskan tes ini. Lagipula, saya sudah punya tekad, kalau saya diterima di suatu universitas, saya akan menjadi anggota klub jejepangan di sana dan menjadi panitia J-event. Dulu Atmajaya pernah mengadakan J-event, jadi tugas saya adalah menghidupkan

Junjou Romantica (Season 1 dan 2)

Sepertinya sudah lumayan lama saya tidak me-review anime, dan sekarang saya kembali akan me-review sebuah anime, kali ini dari genre yaoi/boy's love (BL). Anime ini memang sudah lama (sekitar 2-3 tahun lalu), tapi saya baru menontonnya akhir-akhir ini karena baru sempat mendownload, dan juga saya baru mengenal yaoi sejak pertengahan 2008. Walau temanya yaoi, tapi menurut saya tak ditampilkan terlalu eksplisit seperti halnya anime yaoi pada umumnya. Jadi, yah... cocok untuk segala kalangan, asalkan tidak keberatan dengan tema BL, tentu saja. Cerita dari anime ini berpusat pada 3 pasangan utama yang saling berkaitan satu sama lain, yakni: 1. Junjou Romantica: Misaki Takahashi (mahasiswa tingkat pertama universitas Mitsuhashi jurusan ekonomi) dan Usami Akihiko (penulis novel yang terkenal, memenangkan penghargaan, namun sangat disayangkan (?) beberapa karya novelnya bertemakan BL). Misaki mendapatkan nilai yang jelek saat persiapan tes masuk Universitas Mitsuhashi, jadi Takahiro, kaka