Seperti semester-semester yang sudah lampau, setelah selesai ulangan umum, sekolah saya selalu mengadakan kegiatan-kegiatan yang (katanya) tak akan bisa didapatkan di luar sekolah. Salah satunya adalah pelatihan table manner yang diadakan hari Rabu dan Kamis, 8-9 Desember 2010 lalu.
Pada hari pertama ini, pelatihan hanya diberikan sekitar 1 jam, dari jam 11.30-12.30. Pelatihan hari pertama ini berupa teori dasar dari table manner yang sebenarnya saya sudah tahu karena pernah membacanya di majalah. --
Pada hari kedua, kami dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing membawa peralatan makan maupun makanan. Saya sendiri kebagian membawa piring makan, pisau makan, taplak penghias (lupa istilahnya), dan sayur rebus yang biasanya ada di stik, karena hari itu kelompok saya akan menghidangkan fish and chips untuk main coursenya. Setelah bel masuk berbunyi, kami masuk ke aula yang ternyata sudah diletakkan meja-meja, lalu kami menyusun sedemikian rupa meja itu dengan taplak, vas, dst sehingga menjadi seperti jamuan makan resmi.
Di hari kedua ini, kami mempraktekkan langsung apa yang sudah diberikan di hari pertama. Mulai dari cara duduk, cara memakai pisau, garpu, teknis makan, dsb dst. Berhubung saya sudah lama tak menghadiri jamuan makan, jadi ya agak kurang terbiasa dalam melaksanakan teori table mannernya. Karena kelompok kami jumlahnya 9 orang, dan mejanya sempit, jadi giliran makan dibagi 2. Setelah mendapat giliran pertama yaitu makan, pada giliran kedua saya bertugas melayani maupun mencuci piring.
Pelatihan table manner ini sebenarnya berguna dan sejujurnya lumayan menyenangkan. Hanya saja, yang menurut saya tak menyenangkan adalah barang-barang harus disiapkan sendiri oleh siswa, karena jika tak membawa dengan hati-hati, bisa-bisa peralatan makan yang dibawa itu pecah, seperti yang terjadi pada salah satu teman saya.
Pada hari pertama ini, pelatihan hanya diberikan sekitar 1 jam, dari jam 11.30-12.30. Pelatihan hari pertama ini berupa teori dasar dari table manner yang sebenarnya saya sudah tahu karena pernah membacanya di majalah. --
Pada hari kedua, kami dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing membawa peralatan makan maupun makanan. Saya sendiri kebagian membawa piring makan, pisau makan, taplak penghias (lupa istilahnya), dan sayur rebus yang biasanya ada di stik, karena hari itu kelompok saya akan menghidangkan fish and chips untuk main coursenya. Setelah bel masuk berbunyi, kami masuk ke aula yang ternyata sudah diletakkan meja-meja, lalu kami menyusun sedemikian rupa meja itu dengan taplak, vas, dst sehingga menjadi seperti jamuan makan resmi.
Di hari kedua ini, kami mempraktekkan langsung apa yang sudah diberikan di hari pertama. Mulai dari cara duduk, cara memakai pisau, garpu, teknis makan, dsb dst. Berhubung saya sudah lama tak menghadiri jamuan makan, jadi ya agak kurang terbiasa dalam melaksanakan teori table mannernya. Karena kelompok kami jumlahnya 9 orang, dan mejanya sempit, jadi giliran makan dibagi 2. Setelah mendapat giliran pertama yaitu makan, pada giliran kedua saya bertugas melayani maupun mencuci piring.
Pelatihan table manner ini sebenarnya berguna dan sejujurnya lumayan menyenangkan. Hanya saja, yang menurut saya tak menyenangkan adalah barang-barang harus disiapkan sendiri oleh siswa, karena jika tak membawa dengan hati-hati, bisa-bisa peralatan makan yang dibawa itu pecah, seperti yang terjadi pada salah satu teman saya.
Komentar